KOTA TASIKMALAYA – Masyarakat di Kota Tasikmalaya akhir-akhir ini merasakan kondisi cuaca yang gerah (panas). Kondisi itu patut diwaspadai, karena berpotensi menjadi tanda akan datangnya cuaca sangat ekstrem.
Kondisi itu tidak dipungkiri masyarakat, khususnya yang melakukan aktivitas di luar ruangan. Di mana siang hari terik matahari lebih panas dari biasanya dan menuju sore udara menjadi lebih gerah dari biasanya.
Seorang driver ojek online Solehudin (38) mengatakan, kondisi udara saat ini memang lebih panas dari biasanya. Meskipun tidak banyak bergerak, tubuh lebih mudah bercucuran keringat.
Baca Juga:Waduh, Perampok Malah Tergoda Tubuh Molek Janda di Desa Mulung GresikYudha, Anggota DPRD Garut Kunjungi Mak Isah Korban Kebakaran di Desa Bunisari Malangbong
“Kalau bukan demi cari nafkah untuk anak istri, rasanya pengen ngadem saja di rumah,” ujarnya kepada Radar Tasikmalaya (Grup Radar Garut), Rabu (11/5/2022).
Selain itu Solehudin pun harus banyak minum supaya bisa tetap beraktivitas normal. Karena situasinya membuatnya mudah kehausan. “Bekal minum juga jadi gampang habis, karena sedikit-sedikit haus,” ucapnya.
Berdasarkan siaran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, kondisi udara terik di siang hari dipicu beberapa hal. Di antaranya posisi matahari yang berada di wilayah ekuator dan mengindikasikan akan datangnya musim kemarau.
Dominasi cuaca cerah dengan perawanan rendah meningkatkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi dan menyebabkan kondisi suhu cukup terik. Di Tasikmalaya sendiri suhu udara di siang hari bisa mencapai 31-32 derajat celcius.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya H Ucu Anwar menilai cuaca panas yang terik menjadi kewaspadaan untuknya. Karena biasanya setelah panas yang berlebihan ada potensi hujan dengan intensitas tinggi. “Itu menjadi kewaspadaan kami, karena ada potensi cuaca ekstrem yang menimbulkan bencana,” ujarnya.
Personel BPBD, lanjut H Ucu, siaga menghadapi kondisi ini. Masyarakat pun diminta waspada ketika hujan deras turun untuk menghindari risiko bencana yang lebih besar. “Mitigasi selalu kita lakukan dengan mengedukasi masyarakat,” katanya.
Berdasarkan laporan yang masuk ke BPBD, pada Rabu sore terjadi angin kencang di beberapa titik. Salah satunya di Kampung Benda Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Meskipun yang mengakibatkan kerusakan atap rumah warga. (rga)