PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat berupaya menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) melalui program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Di mana berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat pada Agustus 2021, sekitar 16,71 persen pengangguran disumbang oleh lulusan SMK.
Melihat persoalan itu, Disdik Jabar melalui Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) berharap, dengan program SPW tersebut SMK yang ada di Jabar mampu menyiapkan siswa-siswinya untuk siap bekerja secara mandiri.
SPW merupakan tempat pembelajaran yang berguna untuk menuangkan keterampilan siswa dalam dunia wirausaha. Pada umumnya, terdapat dua fungsi dari program SPW. Yakni sebagai sarana unit sekolah dan sebagai laboratorium praktik usaha siswa.
Baca Juga:Presiden Jokowi Pesan Produk UMKM Jawa Barat Untuk Suvenir Delegasi G203 Bangunan Ambruk di SDN 3 Banjarsari Akan Diperbaiki dalam Waktu Dekat
Model pembalajaran baru yang diaplikasikan adalah dengan cara membina siswa agar memiliki keterampilan berwirausaha dengan target 5 persen lulusan setiap SMK mampu membuka lowongan pekerjaan baru.
“Target Disdik Jabar pada program SPW periode Juli 2021 hingga Juli 2022 bisa tercapai sebanyak 50.000 siswa,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi.
Program ini terbukti jitu, dikuatkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar yang mencatat, TPT SMK pada Agustus 2021 mengalami penurunan sebesar 2,04 persen poin dibandingkan Agustus 2020. Pada Agustus 2020, TPT SMK mencapai angka 18,75 persen turun menjadi 16,71 persen pada Agustus 2021.
Hingga Maret 2022, program SPW di Jabar sudah berjalan selama delapan bulan dan sudah diikuti lebih dari 30.000 siswa dari berbagai SMK. Dari sisi jumlah SMK di Jabar yang menyumbangkan SPW, saat ini ada sekitar 288 SMK negeri dan 2.666 SMK swasta.
Disdik Jabar memiliki cara tersendiri dalam mencetak wirausaha meskipun siswa di saat pandemi banyak belajar di rumah. Salah satunya dengan mengikuti program usaha melalui kanal YouTube PSMK Disdik Jabar.
Di YouTube tersebut, siswa diajari bagaimana usaha dan memasarkan produknya. Seringkali konten berisikan para pemateri dari praktisi atau praktik langsung. Termasuk testimoni dari siswa yang sudah berhasil menjadi wirausahawan.