GARUT – Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan bahwa saat ini warga lebih mandiri kaitannya dengan Covid-19. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya warga yang lebih memilih melakukan pengetesan mandiri dibanding mendatangi fasilitas kesehatan atau lainnya.
“Mereka sekarang sudah malandiri (mandiri). Swab sendiri, antigen sendiri, salah satunya karena mampu membeli sendiri alat uji( Covid-19),” kata Leli, Selasa (15/3).
Saat hasil tes menunjukkan bahwa mereka terkonfirmasi positif Covid-19 hasil pengetesan mandiri, Leli menyebut bahwa warga pun langsung memisahkan diri dari lingkungannya dengan melakukan isolasi mandiri.
Setelah merasa sehat, mereka kemudian kembali beraktifitas seperti biasa.
Baca Juga:Ditetapkan Tersangka dalam Perkelahian di Jalan Merdeka, Istri Ridwan Sebut Suaminya Pedagang Tauge10 Persen Siswa di Garut Akan Dites Setiap Bulan
“Jadi mereka ngecek sendiri. Oh saya bergejala mereka belialat di apotek alat tes, saat dites positif langsung isolasi sendiri, saat gejala hilang setelah 5 atau seminggu, mereka swab lagi sendiri, kalau merasa sudah negatif mereka berkegiatan. Masyarakat udah palinter gitu,” sebutnya.
Ia mengingatkan agar masyarakat tidak langsung berkegiatan saat merasa sudah negatif karena sudah tidak bergejala.
“Harusnya memang sebelum sepuluh hari untuk exit tes, setelah lima hari dites lagi antigen atau PCR. Tapi kadang masyarakat teh ya kalau diudag-udag (dikejar-kejar) suka gak mau,” jelasnya.
Untuk warga yang melakukan tes mandiri, Leli memastikan bahwa kepositifan Covid-19 tidak akan ada dalam data yang terpusat, termasuk aplikasi Peduli Lidungi.
Pengetesan mandiri menurutnya beda dengan yang dilakukan di fasilitas kesehatan atau tempat lainnya yang menyediakan jasa.
“Kalau (dites Covid-19) ke tempat-tempat (faskes dan saranalainnya) itu masuk data ke NAR (new all record) itu terlaporkan, tapi antaralama dengan cepat,” tutup Leli. (RG)