JAKARTA – Penularan varian Omicron memicu lonjakan kasus COVID-19 di berbagai negara. World Health Organization (WHO) menyebut sebanyak 6.550.000 kasus terjadi hanya dalam kurun waktu tujuh hari.
Tepatnya 22 hingga 28 Desember 2021. WHO khawatir bakal terjadi Tsunami COVID-19 varian omicron. Angka 6.550.000 kasus dalam tujuh hari tersebut merupakan yang tertinggi sejak WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada Maret 2020 lalu. Lonjakan tertinggi terjadi di Prancis, Denmark dan Amerika Serikat. Bahkan, negeri Paman Sam itu mencatatkan rekor 512.000 dalam sehari.
“Virus COVID-19 menyebar dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Delta dan Omicron kini menjadi ancaman ganda yang dapat meningkatkan kasus hingga menyentuh rekor tertinggi. Selain itu, menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian. Saya khawatir Omicron, yang sangat menular dan menyebar bersamaan dengan Delta dapat menyebabkan tsunami kasus. Ini yang harus diwaspadai,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (30/12).
Baca Juga:RSUD dr. Slamet Garut Siapkan Gedung Jika Ada yang Terpapar OmicronGalian Pasir Ilegal di Kota Cirebon Longsor, Polisi Tetapkan 5 Tersangka
Dengan mempertimbangkan dugaan tambahan kematian terkait Corona, WHO memperkirakan total kematian secara global bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat lebih banyak.
Tedros menyerukan sejumlah negara agar berbagi vaksin secara lebih adil. Menurutnya, prioritas vaksin booster di negara-negara kaya dapat membuat negara-negara miskin kekurangan vaksin. WHO, lanjutnya, mendesak semua negara agar mencapai 70 persen vaksinasi pada pertengahan 2022. Hal ini dinilai akan membantu mengakhiri masa-masa kritis pandemi COVID-19. (rh/fin)