GARUT – Sebuah pohon limus tumbang di jalan Desa Sindangsari, tepatnya di Kampung Mengger RT 02 RW 06 Desa Sindangsari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut pada Rabu malam (17/11/21).
Warga pun terkejut mendengar suara keras yang ditimbulkan akibat tumbangnya pohon limus tersebut.
Pohon limus itu diketahui tumbang saat hujan deras di sekitar lokasi. Akibatnya pohon limus itu melintang menutup badan jalan Desa Sindangsari.
Baca Juga:Uu Ruzhanul Resmikan Wisata Anti Galau Talaga LangitUu Ruzhanul Imbau Masyarakat Waspada di Musim Penghujan
Momon (62) warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian, ketika diwawancarai Kamis (18/11/21) mengatakan, dia dan keluarganya sempat panik ketika mendengar benturan keras.
Ketika diselidiki keluar, rupanya sebuah pohon limus berukuran besar tumbang.
” Masih beruntung pohon tumbang menutup badan jalan desa. Bila pohon tumbang menimpa rumah, bakal menimbulkan kerusakan,” ungkap Momon.
Warga Kampung Mengger lainnya Endang (75), Kamis (18/11) menyebut, pohon limus peninggalan karuhun itu usianya lebih dari satu abad. Sejak dia masih kecil, pohon limus itu sudah tinggi besar.
Ukuran pohon limus yang tumbang itu tingginya diperkirakan mencapai 20 meter dengan diameter pohonnya selebar 1 meter. Wajar saja jika pohon limus itu menciptakan suara keras saat tumbang.
Dampak pohon limus tumbang di jalan Desa Sindangsari itu,menyebabkan terputusnya akses menuju ke Desa Karyasari Kecamatan Banyuresmi. Akses dua desa itu sempat tertutup selama 19 jam.
Namun banyak pengendara motor yang menerobos ke kolong batang pohon limus yang tumbang.
Selain itu, warga lainnya Wawan (59) menambahkan, dampak pohon limus tumbang menimpa proyek TPT jalan. Untuk sementara pengerjaan proyek dana aspirasi itu dihentikan.
Baca Juga:Jabar Panen Raya Petani Milenial Komoditas PadiDibuka Wabup Garut, SDIT Darul Abror Gelar Lomba Mewarnai Tingkat Kabupaten
Kepala Desa Sindangsari, Denda Permana Sandi meninjau ke lokasi untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan pohon tumbang itu.
Akhirnya pemilik pohon limus atas nama Maman (60) menjual pohon itu kepada pengusaha material seharga Rp1 juta.
Pemilik pohon limus kemudian menyumbangkan sebagian uang hasil menjual pohon itu untuk biaya pemeliharaan masjid di Kampung Mengger.
Sebelum pohon limus itu dipotong, H.Dadi pengusaha material yang membeli pohon itu bahkan membawa Ustadz Ayi dari Martimbang untuk membacakan doa di lokasi.