GARUT – Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman meminta semua pihak, khususnya sekolah untuk senantiasa menerapkan protokol Kesehatan (prokes) secara ketat saat melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Langkah tersebut menjadi penting agar kejadian munculnya klaster sekolah di Bandung tidak terjadi di Garut.
“Jika sekolah-sekolah di Garut tak menerapkan prokes secara ketat, tak menutup kemungkinan kejadian di Bandung itu juga akan terjadi di Garut. Makanya pihak sekolah harus benar-benar hati-hati menjaga prokes meskipun para guru dan siswa sudah menjalani vaksinasi,” kata Helmi, Kamis (21/10).
Helmi menjelaskan bahwa meski sudah divaksin dan meningkatkan antibody, hal tersebut tidak menjadikan sepenuhnya aman dari Covid-19. Antibody setiap orang bisa saja turun sehingga tubuh menjadi rentan terhadap serangan virus.
Baca Juga:Kendaraan Milik PT Pos Alami Kecelakaan di Jalan Raya MalangbongWakil Bupati Garut Berharap Pemerintah Tutup Pinjol
Walau begitu, Helmi mengaku bahwa pihaknya belum ada rencana melakukan tes usap acak kepada para siswa. “Saat ini Garut masih fokus pada upaya pencapaian target vaksinasi” jelasnya.
Namun bila ditemukan adanya gejala, maka dipastikan petugas akan melakukan tracking, testing, dan treatment sesuai ketentuan. Oleh karena itu ia meminta agar semua pihak selalu menjaga prokese secara ketat untuk menghindari ancaman Covid-19.
Di sisi lain, diungkapkan Helmi, saat ini Pemerintah Kabupaten Garut terus melaksanakan vaksinasi hingga ke daerah pelosok untuk memenuhi target. Di beberapa pekan kemarin, di Garut berhasil menyuntikan 125 ribu vaksin kepada warga.
“Jika capaian vaksinasi di Garut sudah bisa mencapai target 125 ribu per minggu, maka secara otomatis capaian target 500 ribu per bulan pun akan bisa tercapai. Dengan demikian, Kabupaten Garut akan kembali masuk ke LEVEL 2, sesuai harapan semua,” tutup Helmi. (mwm)