GARUT – Nyaris dua tahun dunia dihadapkan pada pandemi covid-19 sehingga pola hidup masyarakat dunia pun berubah.
Seluruh kegiatan yang melibatkan orang banyak harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penularan covid-19. Tak terkecuali bagi komunitas seni budaya. Diantaranya Posstheatron yang memang selama ini bisa melibatkan banyak orang dalam setiap pertunjukannya.
Ketua Komunitas Budaya Posstheatron, Fachroe, mengatakan, selama kurang lebih 18 bulan, pihaknya masih sempat melakukan pertunjukan Comblang di bulan Agustus 2020.
Baca Juga:Kemenag: Pengurusan Izin Operasional Madrasah Sepenuhnya DigitalMelalui Teknologi, Pemerintah Terus Tingkatkan Nilai Tambah dan Produktivitas Industri Kelapa
“Setelah kebijakan lockdown melonggar tentu saja beradaptasi dengan kebiasaan baru, apresiator wajib masker dan dibatasi, tempat duduk dijaraki, ruangan disemprot disinfektan, sebelum masuk cek suhu tubuh dan dilarang bergerombol dan e-tiket,” ujarnya.
Sementara pada persiapan urus surat izin ke banyak pihak, RT,RW, Desa, Kecamatan, Polsek, Koramil, Satgas Covid 19 melalui Puskesmas terdekat, sampai mendapat izin dari BPBD.
” Sangat panjang rantai birokrasinya itupun bukan suatu jaminan kelancaran, karena sewaktu-waktu mungkin saja dibubarkan atau dibatalkan tergantung perkembangan situasi mutakhir di tempat kami,” ucapnya, Senin (30/8/2021).
Namun pertunjukan itu terlaksana dengan baik. Di bulan Oktober 2020 berhasil pertunjukan Hutbah Munggaran di Pajajaran, pada pertunjukan ini kondisi semakin membaik secara kesiapan juga lebih siap karena sudah ada pengalaman di pertunjukan pertama.
Desember 2020 pertunjukan Murak Manggoe, kondisi memburuk lagi sehingga pertunjukan itu di rekam saja kemudian di unggah di chanel Youtube.
” 2021 gelombang pandemi tahap 2, kita berkenalan dengan covid varian alfa, beta, teta, dan delta keadaan diperketat kembali, di bulan Agustus 2021 ini, setelah situasi kembali agak melonggar kami merayakan ulang tahun ke-20 dimana pada awalnya acara ini direncanakan di bulan Juli 2021 sebulan sebelumnya,” ujarnya.
Dikatakannya, pertunjukan sederhana ini mungkin akan jadi pertunjukan pertama di Garut pasca PPKM berlevel, pertunjukan yang semula direncanakan dihadiri banyak pihak dengan sangat menyesal dibuat terbatas bahkan sangat terbatas.
Baca Juga:Jabar Menuju BOR Nol Persen, Ridwan Kamil: Sangat Mungkin asal Semua MendukungJamkrindo Bersama Salarea Foundation Inisiasi Pembangunan Rumah Semai di Cibatu
Di acara sederhana tersebut menampilkan, Longser yang merupakan teater tradisonal Jawa Barat, Tari tradisional, Musik Kolaborasi, Pameran Lukisan, Lapak buku sastra, dan Monolog dari Ngaos Art Tasikmalaya.