GARUT – Puluhan hotel dan restoran di Kabupaten Garut mengibarkan bendera putih di depan tempat usahanya. Langkah tersebut dilakukan sebagai wujud kekecewaan terhadap keadaan yang menghadapi ketidakkepastian selama pandemi Covid-19.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut Deden Rohim mengatakan, ada 30 hotel dan resto di Garut yang mengibarkan bendera putih. ’’Ini adalah refleksi, hati kita menangis. Di tempat usaha sendiri seperti orang yang meninggal,” kata Deden, Selasa (20/7).
Pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, dijelaskan Deden, menjadi puncak kekecewaan para pengusaha hotel dan resto di Garut. Ditambah, hampir dua tahun menghadapi situasi tersebut.
Baca Juga:Sempat Anjlok, Harga Kopi Kembali NaikIndia Balas Budi Kirim Bantuan Oksigen, Bukti Indonesia Tuai Buah Kebaikan
Walau begitu, menurut Deden, PHRI Garut bukan berarti tidak berupaya agar bisa bertahan. Di antara langkah yang dilakukan adalah beraudiensi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut.
’’Hingga saat ini belum ada solusi yang riil terhadap nasib para pengusaha hotel dan restoran di Kabupaten Garut. Harus bagaimana gue ini? Gimana solusinya? Makanya gue pasang bendera itu, itu tandanya kita nangis bro,’’ ungkapnya.
Menurut Deden, saat ini kondisi anggota PHRI di Kabupaten Garut sangat merintih dengan kebijakan yang saat ini diambil pemerintah daerah. Bagaimana tidak, pemerintah tidak memberikan keringan apapun. Termasuk dalam hal pembayaran pajak.
’’Pajak harus bayar. Tapi tempat usaha harus tutup. Sudah nggak sanggup lagi bro dari mana gua bayar. Padahal, selama ini kita sudah melakukan banyak hal. Mulai menuruti aturan-aturan yang diterapkan pemerintah, namun pelaku usaha yang saat ini terkesan dibiarkan, perhatian pemda ngga ada,” jelasnya.
Jika PPKM darurat diperpanjang, Deden mengaku akan menyerahkan seluruh karyawan kepada pemerintah. Pihaknya akan mengarahkan para karyawan untuk meminta hal-hal yang kaitannya dengan kebutuhan sehari-hari kepada negara. ’’Karena gua sudah tidak mampu bayar,’’ ucapnya.
Agar para pengusaha hotel dan restoran di Garut masih bisa bertahan di masa pandemi Covid-19, Deden meminta agar pemerintah melibatkan pihaknya ssst membuat kebijakan ke depan. Dengan begitu, para pengusaha bisa menyiapkan strategi termasuk juga masukan.
’’Selain itu juga, semoga pemerintah memberikan kompensasi kepada kami. Ya minimal dikasih keringanan lah pajaknya. Kita disuruh tutup sementara pajak harus bayar,’’ katanya. (igo/hen)