GARUT – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut Karnoto kembali menyoroti penanganan kasus Covid 19 di Garut yang terus melonjak.
Menurutnya, meski sudah dilakukan tracing testing dan treatmen penanggulangan outbreak pasca mudik lebaran dan Pilkades ternyata angka konfirmasi positif covid-19 tidak kunjung turun, bahkan tembus seribu kasus lebih pertiga harinya.
Bahkan lebih miris lagi kata Karnoto, kematian yang disebabkan Covid-19 pun terus bertambah hingga 33 orang pada Kamis (1/7) lalu.
Baca Juga:Imam Sanusi: Masker Bukan Hanya Untuk Orang Dewasa, Anak Juga Harus DilindungiAirlangga Yakin Kader-Kader Muda Golkar Mampu Berikan Terobosan Menghadapi Pandemi
“Contoh kasus di Panyindangan Cisompet, hasil tracing testing awal ditemukan 22 kasus positif covid-19, kemudian setelah diisolasi secara mandiri ternyata beberapa minggu berikutnya bertambah menjadi 97 orang positif Covid. Begitu pula beberapa titik isolasi mandiri di Cilawu, dan kecamatan Cibalong kasus Covid terus bertambah hingga Puskesmas Cilawu harus membuka layanan rawat inap sampai pasang tenda di halaman gedung karna pasen yang datang melebihi kapasitas. Itu kasus yang terdeteksi dan dilakukan treatmen, bagaimana dengan kasus covid yang tidak terdeteksi sementara kepatuhan masyarakatnya pada prokes sangat rendah,” kata Wakil Ketua Komisi IV itu.
Berdasarkan laporan warga dari beberapa pelosok kampung, ia mengungkapkan ada beberapa orang dalam satu keluarga yang tiba-tiba sakit parah kemudian meninggal dengan gejala khas covid-19 tanpa terlebih dahulu di-rapid test.
“Kondisi seperti ini ditakutkan menjadi biang kerok terus terjadinya penularan. Inilah penyebab kenapa penularan covid 19 terus terjadi. Ada skitar 5000-an orang yang terkonfirmasi positif covid-19 melakukan isolasi mandiri di masyarakat tapi tidak sesuai standar SOP. Jika mengacu pada teori gunung es, bisa jadi fakta sebenarnya adalah sepuluh kali lipat. Berarti ada 50.000 orang sebenarnya yang sudah terpapar covid 19 di Garut. Ini bahaya jika dibiarkan,” jelas Karnoto.
Berdasarkan data terakhir dari satgas covid-19 Garut pada Jumat (2/7) bahwa 18.980 warga telah terkonfirmasi positif, 822 orang meninggal, 13.170 sembuh, 567 orang dalam perawatan dan isolasi di rumah sakit/perawatan, dan 4.421 orang sisanya karna tidak tertampung melakukan isolasi secara mandiri di masyarakat.
Namun hasil sidak Komisi 4 DPRD Garut ke lapangan menilai proses isolasi mandiri warga tidak memenuhi standar SOP. Diantaranya fasilitas rumah isolasi yang kecil dan bercampur sehingga memungkinkan kontak erat dengan anggota keluarga lain, Protokol kesehatan tidak dijalankan secara ketat, terbatasnya kunjungan pelayanan kesehatan dari Puskesmas setempat karna faktor jarak dan keterbatasan tenaga kesehatan.