GARUT, JAKARTA – Harga minyak dunia terkoreksi tajam, hingga lebih dari 4 persen pada, Senin, sebagai imbas dari lonjakan pasokan dari negara-negara penghasil minyak (OPEC +) dan juga Iran, yang kemudian menghentikan trend penguatan akibat membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS)
Sebagaimana diketahui, OPEC + pada Kamis pekan lalu telah menyepakati kenaikan produksi bulanan dari Mei hingga Juli. Anggota OPEC, Iran, yang dibebaskan dari pemotongan sukarela, juga meningkatkan pasokan.
“Waktunya tidak tepat,” kata Bob Yawger, Direktur Mizuho Securities. “Sepertinya OPEC + akan membuat kesepakatan, tetapi mereka tidak melakukannya dan sekarang sepertinya mereka harus membayar setidaknya dalam jangka pendek.”
Baca Juga:Cabai Rawit Merah Naik LagiEvent Motor Trail Adventure diduga Digelar Tanpa Izin
Dikutip dari laporan Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup merosot USD2,71 atau 4,2 persen, menjadi USD62,15 per barel. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut USD2,80 atau 4,6 persen, menjadi USD58,65 per barel. WTI sebelumnya mencapai level terendah dua minggu di USD57,63 per barel. Demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Senin (5/4) atau Selasa (6/4) pagi WIB.
Dalam perkembangan lain yang pada akhirnya dapat meningkatkan pasokan, investor fokus pada perundingan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat sebagai bagian dari negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
“Ada asumsi bahwa kita akan melihat banjir minyak Irian di pasar,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago. “Saya pikir ini sedikit berlebihan.”
Analis Eurasia Henry Rome memperkirakan sanksi Amerika, termasuk pembatasan penjualan minyak Iran, akan dicabut hanya setelah pembicaraan ini selesai dan Teheran kembali patuh. Iran sendiri telah meningkatkan ekspor ke China meski ada sanksi tersebut.
Minyak pulih dari posisi terendah bersejarah tahun lalu dengan dukungan rekor pemotongan OPEC Plus, yang sebagian besar akan tetap bertahan setelah Juli. Permintaan diperkirakan pulih lebih lanjut pada semester kedua.
Kendati peluncuran vaksin yang lambat dan penguncian kembali beberapa bagian Eropa membebani pasar, data yang dirilis Jumat menunjukkan ekonomi Amerika menciptakan lapangan kerja paling banyak dalam tujuh bulan pada periode Maret.