Videonya Menyebar Sampai Luar Pulau
GARUT – Oknum anggota salah satu organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Garut diduga melakukan pelecehan terhadap institusi TNI dan Polri. Video pelecehan institusi itu menyebar hingga ke luar pulau, bahkan warga Garut pun baru tahu belakangan.
Dalam video berdurasi 3 menit 55 detik yang diterima, tampak lima orang sedang duduk di atas kursi. Beberapa orang tampak terlihat menggunakan atribut salah satu ormas kenamaan.
Dari percakapan tersebut, diketahui mereka yang ada di dalam video adalah manajemen salah satu klinik yang ada di wilayah Kecamatan Cilawu. Mereka yang menggunakan atribut ormas, diketahui membahas tentang permintaan kontribusi klinik.
Baca Juga:Ratusan Ton Kopi Garut Gagal DieksporDesa Sukajadi Punya Petugas Khusus Antar Jemput Warga Berobat ke RS
Di akhir video, oknum anggota ormas tersebut mengucapkan kalimat dalam bahasa sunda yang menyebut bahwa dirinya bisa mengatur Polsek dan Danramil. “Ah geus tong ngomong masalah izin, izin teu izin pokonamah rek polsek danramil ku aing di beberes,” ucapnya.
Belum diketahui kapan video tersebut dibuat. Saat ini, oknum anggota ormas itu sudah ditangkap oleh pihak kepolisian. Kapolres Garut, AKBP Adi Benny Cahyono mengatakan bahwa kasus tersebut sudah dalam penanganan. “Sedang ditangani oleh Satreskrim,” katanya saat dihubungi, Rabu (10/3).
Sementara itu, Komandan Komando Distrik Militer 0611 Garut, Letkol CZi Deni Iskandar mengaku sangat menyayangkan adanya perkataan tersebut dari oknum anggota ormas. Lebih dari itu, ia pun kaget karena video tersebut rupanya lebih dulu menyebar di luar Garut, bahkan di luar pulau Jawa.
“Video awalnya malah dapat dari orang luar Garut, bahkan luar pulau. Kita aneh saat ada yang mempertanyakan video itu,” ucapnya.
Dandim menyebut bahwa apa yang diucapkan sudah melecehkan institusi TNI dan Polri. “Jangan melecehkan institusi, jangan bawa TNI, Polri, jangan sebut jabatan disitu. Masa mereka mau mengatur kita, kan kita yang ngatur negara, bukan ormas. Hargai institusi, jangan sampai melecehkan, kalau gitu kan bahasanya jadi melecehkan,” sebutnya.
Hal yang dianggap melecehkan, menurut Dandim adalah kalimat yang bahwa dirinya bisa mengatur TNI dan Polri. “Apanya yang diatur, komandan yang mengatur ko. (unsur pelecehannya ada) ya iyalah, masa orang sipil mengatur kita, kan ga ada hubungannya dengan TNI Polri. Yang bisa mengatur TNI polri yang komandannya. Itulah yang bagi kami membuat tersinggung, kapolres juga begitu,” jelasnya.