GARUT – Perhatian Pemerintah Desa Sukajadi, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut dalam melayani masyarakatnya patut mendapatkan apresiasi. Salah satu fungsi Pemerintah Desa sebagai pelayan masyarakat benar-benar dapat dirasakan keberadaannya.
Di bawah kepemimpinan, H Imat Rohimat selaku kepala desa, saat ini warga Desa Sukajadi yang hendak berobat dan memiliki keterbatasan ekonomi, akan dibantu secara maksimal.
Kerap kali ditemui kasus dimana warga miskin yang memiliki jaminan sosial seperti KIS (Kartu Indonesia Sehat), namun masih saja sulit untuk menuju rumah sakit. Hal itu dikarenakan biaya ongkos menuju rumah sakit tidak sedikit dan biaya makan selama di rumah sakit bagi keluarga pun tak sedikit pula. Masalah seperti inilah yang kerap kali dirasakan warga miskin di pedesaan di Kabupaten Garut.
Baca Juga:Enam BUMD Jabar Raih Penghargaan, Ridwan Kamil Sampaikan ApresiasiPasca Kecelakaan Maut di Kecamatan Wado, Polres Sumedang Siagakan Polwan Untuk Berikan Pendampingan Trauma Healing
Maka dari itu Pemerintah Desa Sukajadi, hadir di tengah kesulitan masyarakat seperti itu. H Imat Rohimat, sejak menjabat Kepala Desa Sukajadi, berkomitmen membantu masyarakatnya yang mengalami kesulitan seperti itu. Dia turun langsung mengantar warga ke rumah sakit.
Setelah itu H Imat pun kemudian membentuk petugas khusus yaitu kepala dusun bernama Dede Heri, yang bertugas untuk memfasiltiasi masyarakat miskin yang kesulitan menuju rumah sakit. Petugas inilah yang nantinya mengurusi segala persyaratan di rumah sakit hingga mengantar jemput warga tersebut sampai dipastikan sehat.
Imat menjelaskan, mobil operasional yang digunakan untuk mengantar jemput warga itu adalah menggunakan mobil Maskara yang merupakan bantuan Pemerintah Provinsi. Dimana seperti diberitakan sebelumnya, mobil Maskara ini merupakan bentuk hadiah dari Pemprov Jabar atas prestasi Pemerintah Desa Sukajadi.
Selama ini kata H Imat sudah cukup banyak warga miskin yang dibantu antar jemput oleh petugas di Desa Sukajadi. Mulai dari yang mengalami gangguan jiwa diantar ke rumah sakit jiwa, kemudian ibu melahirkan dan kasus terbaru adalah Uloh Saefulloh penderita kanker.
“Operasi benjolan Uloh Saepulloh itu termasuk kanker yang sebesar cukup gede lah karena kanker tersebut mengganggu di kehidupan. Tapi saudara Uloh warga RW 08 RT 01 awalnya begini, saya kan di desa biasa ada pengajian bulanan setiap minggu kedua itu dilaksankan pengajian bulanan tingkat RW yang akhirnya setiap bulan itu gantian dari rw 1 sampai 09” ujarnya.