JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah mempertimbangkan kembali untuk menjalankan program subsidi kuota internet untuk guru, siswa, mahasiswa dan dosen pada 2021.
Mengingat, pandemi diperkirakan masih berlangsung hingga tahun depan dan kemungkinan sebagian pelajar masih akan melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), meski izin pembukaan sekolah Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah diperbolehkan.
Plt Kepala Pusdatin Kemendikbud, Hasan Chabibie mengatakan, bahwa pada tahun 2021 Kemendikbud kembali mempertimbangkan untuk menjalankan program yang sama. Bantuan ini untuk mendukung proses belajar daring di tengah pandemi covid-19.
Baca Juga:SAKIP Desa Sumedang Sabet Innovative Government Program Of The YearIndonesia Boyong Dua Medali Emas di Olimpiade Fisika
“Kami akan meminta arahan kepada Mas Menteri (Mendikbud Nadiem Makarim) dan penggambil kebijakan yang lain dalam hal bantuan subsidi kuota internet ini,” kata Hasan dalam siaran YouTube, Jumat (18/12).
Menurut Hasan, jika dirasa masyarakat masih membutuhkan, maka bukan tidak mungkin program bantuan subsidi kuota bakal dilanjutkan. Berbagai evaluasi akan dilakukan oleh Kemendikbud.
“Karena belum ada arahan secara pasti, kami akan melakukan evaluasi terlebih dahulu dari masukan masyarakat,” ujarnya.
Hasan mengakui, bahwa bantuan subsidi kuota internet banyak mendapat sambutan positif dari masyarakat sejak disalurkan pada bulan September 2020. Kendati begitu, ada beberapa perbaikan yang harus dilakukan untuk menyempurnakan program tersebut.
“Seandainya akan terjadi lagi (program subsidi kuota), kita sudah siap dengan skenario perbaikan yang sudah dihimpun dari publik.” ucapnya.
Apalagi, kata Hasan, saat ini PJJ penggunaan internet bagi siswa, guru, hingga orang tua semakin masif. Hal itu membuka mata mereka bahwa pentingnya digitalisasi dalam dunia mereka.
“Dengan kondisi sekarang ekosistem yang sehat adalam memanfaatkan dunia digital di Indonesia semakin terbuka. Orang semakin sadar menggunakan gadget, gawai, koneksi adalah untuk kebutuhan yang positif,” tuturnya.
Baca Juga:Mahfud MD Minta Pejabat yang Diperiksa Polisi Tidak Panik, Ridwan Kamil: Saya Tidak Panik!Gadis 14 Tahun Diperkosa Lima Pria di Bak Sampah
Hasan meyakini, jika ekosistem internet yang sehat di Indonesia sudah terbentuk. Dengan begitu, tidak perlu lagi ada diskusi internet positif ataupun negatif ke depan.
“Perdebatan itu hilang, sebab semua pihak telah memanfaatkan seluruh yang berbau digital dengan baik. Ini yang kemudian menambah keyakinan kami jika ekosistem kesehatan internet sudah terbentuk, kemudian berjalan,” imbuhnya.