RADAR GARUT, BUENOS AIRES – Legenda hidup sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona, sukses melewati masa kritisnya. Ini setelah operasi otak yang dijalani eks kapten Timnas Argentina di era tahun 80-an itu, dinyatakan sukses oleh tim dokter.
“Saya berhasil mengangkat hematoma-nya secara sukses. Tubuh Maradona merespon hasil operasi itu dengan sangat baik,” kata dokter pribadi Maradona, Leopaldo Luque dalam sebuah pernyataan di hadapan wartawan yang dikutip ESPN, Rabu (4/11).
Menurut sang dokter, kondisi eks pesepak bola yang dulu dikenal dengan sebutan “Tangan Tuhan” itu, kini dalam kondisi yang stabil dan dalam pengawasan. Meski masih terhubung dengan alat untuk menyedot cairan yang rencananya akan dicabut dalam waktu dekat.
Baca Juga:Joe Biden Unggul Sementara, Imam Masjid New York Bilang BeginiOknum Satpam Nyambi Jualan Obat-obatan Terlarang
Terkait berapa lama eks pelatih Tim Tango itu akan menghabiskan waktu dalam perawatan, Leopaldo meyakini jika hal itu tergantung pada bagaimana tubuh pasien bereaksi terhadap proses pemulihannya. “Proses pemulihannya sangat baik. Bagaimana tubuhnya bereaksi terhadap prosedur ini sangat menjanjikan,” sambung Leopaldo.
Dia menambahkan timnya membutuhkan sekitar kurang lebih 80 menit, untuk memastikan prosedur kesehatan berjalan sebagaimana diharapkan. Pesepak bola yang juga melegenda di salah satu klub Serie A itu, sebelumnya dilarikan ke sebuah klinik di La Plata pada hari Senin (waktu setempat) lalu, dan didiagnosa dengan berbagai jenis kondisi kesehatan. Seperti anemia, dehidrasi juga depresi. Satu hari berselang, hasil uji MRI menunjukan keberadaan subdural hematoma.
Ini bukan yang pertama kali yang terjadi pada eks pemain Barcelona itu. Pada tahun 2018 lalu, pria bertumbuh gempal itu pernah jatuh sakit,dan ditemukan tak sadarkan diri saat gelaran Piala Dunia Rusia dua tahun silam. Sementara pada 2019 lalu, bekas pemain Boca Juniors itu sempat mengalami pendarahan pada perutnya.
Pemain yang punya kebiasaan menggiring bola hingga mulut gawang lawan itu, harus dirawat akibat gangguan pada kerja jantungnya. Selain masalah pada sistem pernapasan, yang diakibatkan kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Tidak cuma itu, pesepak bola yang pensiun pada tahun 1997 itu, juga sempat menjalani prosedur gastric bypass laparoskopi sebanyak dua kali. Ini dilakukan guna mengontrol berat badannya yang berlebih, selain juga menjalani rehabilitasi untuk mengatasi kecanduannya akan minuman keras.(ruf/fin)