RadarPriangan, GARUT – Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani menyebut bahwa penanganan kasus santri yang terpapar Covid-19, hampir sama dengan pasien lainnya.
“Kita isolasi di rumah sakit rujukan. Penelusuran kita terus lakukan. Aktivitas di pesantren itu dihentikan sementara,” sebutnya, kemarin.
Ia juga mengatakan, untuk santri yang dinyatakan negatif dari hasil tes usap, untuk sementara diisolasi di pesantren.
Baca Juga:Menghindari Kendaraan di Depan, Mobil Elf Banting Setir Lalu Masuk JurangASN DKP Garut Ogah Bayar Pajak Kendaraan Dinas
“Kita sempat berpikiran, kalau dari satu pesantren lebih banyak yang positif, yang sehat dipisahkan. Namun ternyata, pesantren belum siap menerapkan isolasi mandiri untuk saat ini. Karena kemarin di lokasi anak-anak disuruh tetap diam, namun tetap keluar masuk. Jadi saya juga khawatir justru tak bisa terlaksana dengan baik. Ujungnya justru menyebar lebih luas,”jelasnya.
Selain itu juga, posisi pesantren lokasinya berbaur dengan masyarakat sehingga dikhawatirkan kalau penerapan protokol kesehatan dilonggarkan akan menjadikan warga di sekitarnya terpapar.
“Karena itu kita putuskan tetap kita ambil yang positif untuk diisolasi,” ungkapnya.
Leli juga menyebut, kalau kasus Covid-19 di pesantren tersebut terus mengalami peningkatan, pihaknya akan mempersiapkan lokasi pesantren sebagai lokasi isolasi.
“Alalagi kalau terjadi outbreak lagi. Kita juga harus melakukan pengawasan, karena kalau sampai ribuan kita juga akan kesulitan,” sebutnya.
Pihaknya, diakui Leli, sudah melakukan koordinasi dengan tim kesehatan masyarakat untuk membantu pesantren dengan tetap patuh menerapkan protokol kesehatan dan menyiapkan kemungkinan terburuk di pesantren.
Secara umum pasien Covid-19 dari lingkungan pesantren, ia mengaku belum mengetahuinya. Namun saat ini di Kabupaten Garut terdapat kasus Covid-19 dalam jumlah banyak dari lingkungan pesantren terjadi di dua lokasi, yaitu di Kecamatan Pangatikan dan Limbangan.
Baca Juga:Survei Tekanan SosialBPJS Kesehatan Akan Hapus Status Kelas
“Ada pesantren yang sedikit kasusnya. Kita masih terus lakukan pendataan yang lengkap. Kita juga masih menelusuri awal kasus, apakah memang dari pesantren atau dari orang luar,”ucapnya.
Atas hal tersebut, Leli mengimbau kepada seluruh pesantren agar menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
“Sebab di pesantren itu kan seperti sudah keluarga, sudah dekat, jadi lupa menerapkan protokol kesehatan. Itu yang menyebabkan kasus berkembang biak cepat di pesantren,” tutupnya. (igo/RP)