RadarPriangan.com, GARUT – Dinas Pendidikan Kabupaten Garut belum bisa mengeluarkan kebijakan untuk belajar tatap muka untuk tingkat SMP, SD hingga PAUD. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Totong kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (25/8/2020).
Hal tersebut kata Totong, mengingat masih tingginya temuan kasus konfirmasi positif Covid19 di Kabupaten Garut, terlebih tingkat SMA-SMK yang rencananya akan belajar tatap muka pada 18 Agustus lalu, ditunda selama 14 hari.
“Jika sekolah tingkat SMA-SMK belum, ya yang dibawahnya belum. Berdasarkan Keputusan empat menteri itu bahwa tahapan masuk sekolah (tatap muka, red) setelah SMA-SMK masuk, baru ke jenjang di bawahnya seperti SMP, SD hingga PAUD. Ketika Garut tidak ada SMA-SMK belajar tatap muka, ya dengan sendirinya yang dibawahnya belum bisa,” kata Totong.
Baca Juga:Habib Luthfi Ajak Generasi Muda Tidak Lupakan Sejarah BangsaTim Gerakan Silih Asih Bedah Rumah Mak Komariah
Lanjutnya, meski sarana dan prasarana sudah siap, tapi Disdik Garut tetap lihat situasi dan kondisi saat ini. Dimana beberapa wilayah belum berubah menjadi zona hijau seluruhnya.
“Ada di beberapa kecamatan resiko, secara keseluruhan kita resiko rendah, kalau zona hijau Kabupaten mungkin bisa semua. Jika tidak ada penambahan kasus. Tapi saya lihat saat ini belum landai (kasus masih tinggi, red). Misalnya dibuka, aman di sekolah belum tentu di luar seperti di angkot atau ketika jalan kaki, melalui kendaraan kan bisa berinteraksi (berpotensi tertular atau menularkan virus, red), karena ketika semakin banyak kerumunan semakin harus banyak diantisipasi, jika terjadi Kluster baru kan bahaya juga. Kita mengikuti aturan pusat saja,” tambahnya.
Menurutnya, kesehatan dan keselamatan siswa, guru dan warga sekolah menjadi prioritas utama. Sehingga kata Totong, Pemerintah Kabupaten Garut tidak akan melaksanakan untuk belajar tatap muka jika kondisi belum memungkinkan.
“Untuk belajar, jami memperkuat luring, juga melakukan blended learning, kombinasi pembelajaran jarak jauh antara daring dan luring. Ada Radio, TV, modul, video pembelajaran, guru kunjung, buku belajar untuk siswa, tidak harus selalu daring, bisa juga melalui guru kunjung atau orangtua datang ke sekolah mengambil buku pelajaran. Kami ada 9 radio komunitas untuk belajar jarak jauh termasuk TV. Kita akan buat TV Pendidikan di Kabupaten Garut,” pungkasnya. (erf)