Pelaksanaan program Up-skilling dan Re-skilling Guru Kejuruan SMK sendiri didasarkan pada pemetaan empat bidang Cluster Center of Excellence (CoE) SMK. Meliputi bidang manufaktur dan konstruksi, ekonomi kreatif, hospitality, dan care service.
Pemilihan CoE tersebut telah mempertimbangkan tren perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja. Secara total, terdapat 21 kompetensi keahlian di SMK yang masuk dalam kriteria program ini.
Program Up-skilling dan Re-skilling Guru Kejuruan SMK akan dilakukan secara online learning dan blended learining sesuai dengan kompetensi dan keterampilan kejuruan yang akan dicapai guru. Pelatihan selama 2-4 bulan ini terbuka bagi guru SMK yang memiliki usia di bawah 50 tahun dan memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
Baca Juga:Desa Sindangsari Serahkan BLT DD Utuh Tanpa DipotongKampung Sigap Polres Garut, Polisi dan Masyarakat Sinergi
Sementara itu, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbud, Ahmad Saufi menambahkan, bahwa saat ini kesempatan lulusan SMK langsung diterima kerja semakin besar dikarenakan adanya program ‘pernikahan massal’ antara pendidikan vokasi dan industri.
“Program ini yang semakin memperkuat kemitraan antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI),” ujar Saufi.
Saufi menjelaskan, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kemendikbud mempunyai tugas yakni menjodohkan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri.
“Kami akan banyak berinteraksi dengan pelaku industri, termasuk mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh pendidikan vokasi sehingga mereka percaya akan kemampuan lulusan vokasi,” pungkasnya. (der/fin/RP)