Satu persatu kesulitan itu terpecahkan. Saat saya menulis naskah ini tinggal satu password lagi yang sedang dikeroyok anak-anak muda itu. Yang umurnya 22, 23 dan yang paling tua 27 tahun.
Tugas saya hanya satu: berdoa. Di malam-malam saya. (Dahlan Iskan)