RadarPriangan.com, GARUT – Tarif bus angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) mengalami kenaikan. Hal tersebut lantaran ada penyesuaian dengan batasan jumlah penumpang yang dikurangi setengahnya dari kapasitas angkutan, sesuai protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Hari ini sudah beroperasi dengan tarif sudah berbeda, tarifnya sedikit tinggi, misalkan dari Garut ke Jakarta yang biasanya Rp65 ribu menjadi Rp75 ribu,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Garut, Suherman, Senin (8/6/2020).
Namun dimikian Suherman menekankan, pelaku usaha bus harus mematuhi aturan batasan kapasitas penumpang sebanyak 50 persen untuk menjaga jarak aman antar penumpang.
Baca Juga:Kepala Sekolah di Garut Bawa Pistol? Begini Penjelasan PolisiPepey Sangat Merindukan Atmosfer Pertandingan
Karena adanya batasan penumpang itulah, kata Suherman, maka ada penyesuaian tarif lebih tinggi dari sebelumnya agar pelaku usaha angkutan umum tidak merugi saat beroperasi.
“Jika melebihi aturan jumlah penumpang, maka akan diturunkan saat itu juga, jadi harus sesuai SOP kesehatan,” kata Suherman.
Sementara itu, Kepala Terminal Guntur, Sofyan Hidayat mengatakan, bahwa pembukaan terminal sesuai arahan dari pemerintah. Namun hanya bus antar kota dalam provinsi (AKDP) yang baru beroperasi hari Senin (8/6/2020).
“Hanya bus AKDP yang sudah beroperasi. Sedangkan AKAP masih menunggu keputusannya malam nanti,” katanya kemarin.
Maka setiap bus kembali beroperasi, wajib memperhatikan protokol kesehatan. Pengendara bus wajib memakai masker, sarung tangan, dan baju lengan panjang. Penumpang pun diharuskan naik bus dari terminal. Pihaknya memeriksa semua penumpang sesuai protokol kesehatan. Yakni memeriksa suhu tubuh dan memberi hand sanitizer.
“Sampai jam 10.00, baru dua bus yang berjalan tujuan Bekasi. Untuk bus yang lain masih dalam persiapan karena harus menyiapkan sesuai protokol kesehatan,” sebutnya.
Nemun begitu, sejumlah PO bus di Garut kata Sofyan, belum siap menerapkan protokol kesehatan di hari pertama beroperasi. Akibatnya, bus belum banyak yang mengangkut penumpang.
Baca Juga:Dampak Buruk MasturbasiPemkab Garut Akan Perketat Karantina Desa di Kecamatan Selaawi
Dengan dibatasinya daya angkut bus, penumpang pun menumpuk di ruang tunggu Terminal Guntur.
“Kayak bus tujuan Bekasi maksimal cuma 25 orang mengangkut penumpangnya. Belum banyak bus yang beroperasi karena protokol kesehatannya belum disiapkan,” ucapnya. (igo)