Lalu bertanyalah apa saja keperluan yang harus mereka beli dalam seminggu ke depan.
Kalau mereka sudah telanjur belanja, tanyakan kebutuhan minggu depannya lagi.
Maka Anda akan mendapat daftar keperluan 50 rumah di sekitar Anda.
Anda jangan berniat berdagang. Jangan berniat bisnis. Jangan berniat cari keuntungan. Jangan mengail di air keruh.
Ikhlas. Ikhlas. Ikhlas.
Niatnya adalah mengatasi persoalan bersama. Mencari jalan keluar bersama. Menjalin kerukunan. Jangan pedulikan agama mereka atau suku mereka.
Baca Juga:95 Persen Kasus ODP dan PDP di Garut Ada Riwayat ke Zona MerahWali Kota Bogor Mulai Sembuh dari Covid-19, Jalani Isolasi Mandiri di Rumah
Anda jangan kulakan sendiri. Anda tidak boleh ke mana-mana. Semua orang kan tidak boleh keluar rumah.
Kerjakan dari rumah. Carilah vendor untuk semua keperluan tadi lewat online. Carilah tukang sayur, tukang kelontong, tukang sembako.
Bentuklah grup WA untuk 50 rumah itu. Maka jadilah 50 rumah tersebut menjadi satu tetangga yang saling terhubung. Menjadi seperti di desa dulu.
Suami yang istrinya punya kalung, kulkas, dan TV pasti mampu melakukan itu. Kalau toh merasa tidak mampu hanya karena belum pernah mau mencoba saja.
Cobalah kali ini. Pasti bisa. Situasi saat ini lagi ada kebutuhan bersama.
Jangan bentuk organisasi. Jangan bicara struktur. Langsung masuk ke persoalan. Langsung atasi kebutuhan.
Yang suka membentuk organisasi biasanya tidak bisa mengisi. Yang pandai mengisi akan mendapat sendiri organisasi.
Baca Juga:RH Tergoda Kemolekan Anak TiriPSBB Bodebek Disetujui, Ridwan Kamil Koordinasi dengan Lima Kepala Daerah dan Forkopimda
Istri yang punya kalung, kulkas, dan TV pasti mampu membantu suami untuk menyukseskan pekerjaan rintisan itu.
Anda jangan pernah minta uang dari tetangga itu. Biarlah masing-masing membayar sendiri. Jangan sok menjadi koordinator. Lalu minta mereka membayar ke Anda.
Itu akan menjadi bencana. Ibarat sebuah rumah, bangunannya sudah roboh sebelum didirikan.
Kenapa bukan pak/bu RT saja yang melakukan itu?
Baik juga kalau Pak/Bu RT melakukannya. Tapi tidak harus. Siapa tahu pak/bu RT-nya orang sibuk.
Akan lebih baik kalau berada di luar struktur apa pun. Mandiri, independen, natural.
Lockdown Jakarta ini harus menghasilkan perubahan besar dalam struktur masyarakat kita. Kalau 50 rumah dianggap terlalu kecil bikinlah 100. Atau berapa saja. Tapi jangan lebih dari 100. Nanti akan terjerat persoalan rentang kendali.