RadarPriangan.com, CIAMIS – Pernyataan Ridwan Saidi sejarawan dan budayawan, tentang Kabupaten Ciamis, Jawa Barat,berbuntut panjang.
Pasalnya pria yang akrab disapa Babe Saidi itu mengeluarkan pernyataan bahwa Kerajaan Galuh di Ciamis itu tidak ada. Bahkan beberapa kisah tentang kerajaan Galuh itu tidak nyata, misalnya seperti kisah Putri Dyah Pitaloka yang hendak dipinang oleh Raja Majapahit, Hayam Wuruk.
Tak hanya di situ, kemarahan warga Ciamis juga terkait pernyataan Babe Saidi yang mengartikan Galuh dengan makna “brutal”.
Baca Juga:Warga Ciamis Tersinggung dengan Pernyataan Babe Saidi, Dikatakan Tidak Punya Kerajaan64 Tim Ikuti Turnamen Futsal SMKN 1 Garut
Menanggapi hal itu, Kang Nur Jm seorang seniman Ciamis menyampaikan, bahwa pernyataan Ridwan Saidi sangat keliru.
“Pada intinya jadi dia gak tahu masalah sejarah atau budaya,” ujar Nur jm, (13/02/2020).
Nur meminta Babe Saidi harus mengklarifikasi semua pernyataannya.
“Yang merasakan kesakitan atas omongan-omongannya yang tersebar di medsos bukan hanya warga tatar Galuh Ciamis saja,” katanya.
Di tempat yang sama salah seorang mahasiswa Universitas Galuh Ciamis, yang tidak ingin di sebutkan namanya menyampaikan, bahwa ucapan yang keluar dari Babe Saidi sama sekali tidak mencerminkan seorang sejarahwan dan budayawan.
” Itu bukan penyataan layaknya seorang sejarahwan atau budayawan, tapi orang tua yang tidak tahu apa-apa tentang Ciamis,” katanya.
Ia berharap, seluruh elemen masyarakat atau pemerintahan segera menyelesaikan permasalahan terkait ucapan Ridwan Saidi. Apabila tidak ada kejelasan, mahasiswa siap melakukan aksi.
“Ini harus diselesaikan dengan cepat jangan bertele-tele. Ini menyangkut nama Galuh yang diinjak-injak, kalau tidak ada kejelasan biar kami mahasiswa dan alumni mahasiswa Universitas Galuh yang datang maju di garda depan untuk mempertahankan harga diri Ciamis yang dinodai,” jelasnya.
Baca Juga:Pegiat Lingkungan, Status Gunung Cikuray Harus DitingkatkanMelalui Perlombaan, KKG Ciamis Bentuk Anak Berprestasi dan Berakhlak
Senada dengan itu, Alumni Universitas Galuh Ciamis, Aep Supriyadi menyampaikan, persoalan ini menyangkut eksistensi dan harga diri suatu wilayah.
“Harapan saya seluruh elemen masyarakat tatar Galuh Ciamis harus bersatu padu bersama-sama untuk melayangkan petisi pernyataan sikap kepada Ridwan Saidi. Termasuk pemerintah baik legislatif, eksekutif dan yudikatif,”jelasnya.
Menurut dia, dengan adanya perkataan tersebut masyarakat Ciamis harus terlibat ikut membela dan mendukung petisi untuk segera menggugat Ridwan Saidi.