Presiden Jokowi Berkunjung ke Rusia dan Ukraina, Apa Misinya?

Presiden Jokowi Berkunjung ke Rusia dan Ukraina, Apa Misinya?
0 Komentar

JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia pada akhir Juni 2022.

Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan mengatakan bahwa kunjungan itu dianggap sebagai bentuk tindakan nyata untuk menjaga perdamaian dunia.

“Ini merupakan bentuk tindakan nyata sebagai negara netral yang akan melaksanakan upaya menjaga perdamaian dunia,” kata Farhan, dikutip dari laman RRI pada Selasa, 28 Juni 2022.

Baca Juga:5 Rekomendasi Drakor Jang NaraBEM IPI Garut Berikan Naskah Akademik Tentang Nasib Guru Honorer ke DPR RI

Kemudian Farhan menjelaskan kalau masing-masing dari presiden Rusia dan Ukraina untuk berkunjung ke Indonesia pada awal tahun 2022 lalu.

Akan tetapi ternyata semua hanya wacana saja dan pada akhirnya keduanya tidak jadi datang.

“Makanya sekarang ini digunakan oleh Presiden Jokowi untuk mengatakan saya berani datang ketempat kamu,” ucap Farhan.

“Masa kamu gak berani ketempat saya, maka sekarang ini akan memberikan tekanan pada kedua negara untuk memenuhi undangan Indonesia,” sambungnya.

Lebih lanjut, Farhan memaparkan bahwa tujuan utama Jokowi berkunjung ke Rusia dan Ukraina adalah untuk mencoba meredamkan konflik antar Ukraina dan Rusia.

Selain itu ternyata ada juga misi khusus lain yang sedang dicoba untuk dibangun Presiden Jokowi.

“Misi perjanjian Jokowi tentu adalah yang utama membangun kerjasama ekonomi, baik di G7 maupun di Uni Emirat Arab,” ujar Farhan.

Baca Juga:Yudha Puja Turnawan: Pancasila Merupakan Masterpiece Bung Karno, Menjadi Solusi Terhadap Semua Permasalahan BangsaTerdepan Dalam Penerapan Prinsip ESG, BRI Dinilai Unggul di ‘Investasi Hijau

“Tetapi diantara dua kunjungan itu maka beliau melakukanlah pertemuan dengan adanya kunjungan diplomasi perdamaian Rusia ke Ukraina,” tambahnya.

Menurut Farhan, Indonesia jelas tidak akan bisa secara langsung meredamkan konflik yang terjadi. Namun, setidaknya ada upaya yang dilakukan sedini mungkin.

“Tetapi memulai sebuah upaya nyata bertemu dengan kedua kepala negara dalam waktu yang singkat jarak pendek untuk mengajak keduanya untuk duduk kalau memang kalian mau duduk bersamaan disediakan tempat duduk bersama,” pungkasnya.

0 Komentar