Muskaan Khan: Saya Tidak Membedakan Antara Hindu dan Muslim, Serta Bertekad Terus Melawan

Muskaan Khan: Saya Tidak Membedakan Antara Hindu dan Muslim, Serta Bertekad Terus Melawan
Muskan Khan
0 Komentar

Viral di media sosila  seorang mahasiswi muslim asal asala India yang bernama Muskaan Khan, mengenakan jilbab dan kerudung warna hitam tersebut, terlihat sedang memasuki area kampus tempat dia kuliah.

Tampak segerombolan pria mendekati Muskaan Khan. Mereka mengenakan selendang safron – warna yang diidentikan dengan kelompok nasionalis Hindu. Pria-pria tersebut mulai meneriakkan “Jai Shri Ram” atau “salam Tuhan Ram”.

Saat mereka terus mengolok-oloknya, mahasiswi yang bernama Muskaan Khan tetap berdiri dan bertahan di tempatnya – berteriak “Allahu Akbar” (Tuhan Maha Besar) sebagai balasannya.

Tidak lama kemudian, otoritas sekolah mengantarnya ke dalam.

Baca Juga:22 Produk Seni dan Kebudayaan, Dijadikan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) di Jawa BaratMeski Penyakit DBD Masih Terkendali, Masyarakat Harus Tetap Menjaga Kebersihan Lingkungan

“Yang saya inginkan hanyalah membela hak dan pendidikan saya,” kata mahasiswa berusia 19 tahun itu kepada BBC dari rumahnya di Kota Mandya, Negara Bagian Karnataka seperti dilansir dari Kantor Berita BBC, Jumat (11/2/2022).

“Saya tidak punya masalah dengan apa yang mereka kenakan,” katanya, seraya menambahkan bahwa orang-orang dapat mengenakan selendang safron atau turban ke kampus, sama halnya dia mengenakan jilbab.

Video menunjukkan siswi berjilbab di luar gerbang sekolah dan tak diizinkan masuk, menjadi viral dan menimbulkan kemarahan.

Muskaan Khan dan jutaan perempuan Muslim di India mengenakan jilbab dan burka setiap hari — tetapi pilihan itu berubah menjadi kontroversial dalam beberapa pekan terakhir.

Hal itu diawali saat para siswa di sebuah sekolah pra-universitas, setara sekolah menengah, di Distrik Udupi, Karnataka, mulai memprotes larangan jilbab, bulan lalu.

Pihak perguruan tinggi mengatakan para siswa bisa mengenakan jilbab di kampus tetapi tidak di dalam kelas.

Persoalan ini semakin membesar ketika sekolah-sekolah lain mulai menerapkan larangan serupa — dan berhadapan dengan para pendukung kelompok nasionalis Hindu yang melancarkan protes untuk mendukung larangan tersebut.

Baca Juga:Marc Marquez Tulis Jakarta Jadi Yakarta, Warganet: Kalo Buat Ayang Mah Typo Juga Gapapa KokHabib Ali Alhinduan: Valentine Hari Maksiat, Bukan Budaya Indonesia

Ketika protes berubah menjadi kekerasan di sejumlah tempat, pemerintah Negara Bagian Karnataka menutup sekolah menengah dan perguruan tinggi – dan masalah ini bahkan telah mencapai pengadilan tinggi negara bagian.

Sementara itu, kampus-kampus tampak terpolarisasi dengan munculnya mahasiswa Hindu yang mengenakan selendang safron.

Muskaan Khan, putri seorang pengusaha lokal, menuduh bahwa dalam kasusnya, situasinya makin membesar lantaran diprovokasi para pria yang merupakan “orang luar” dan bukan siswa atau teman sekelasnya.

0 Komentar