Desa Cikedokan Garut Kembangkan Ternak Ayam Pelung, Satu Ekor Bisa Dihargai Puluhan Juta Rupiah

Desa Cikedokan Garut Kembangkan Ternak Ayam Pelung, Satu Ekor Bisa Dihargai Puluhan Juta Rupiah
Kepala Desa Cikedokan, Kecamatan Bayongbong bersama pengurus HIPPAPN foto bersama di tempat latihan dan silaturahmi
0 Komentar

RadarPriangan.com, GARUT – Pemerintah Desa Cikedokan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut bersama warga saat ini tengah mengembangkan ternak ayam pelung. Ternak ayam pelung ini dinilai bukan hanya sebagai hobi semata, namun dirasakan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Karena sebagaimana diketahui, nilai jual ayam pelung rupanya sangat jauh dibandingkan dengan ayam biasa. Nilai jualnya bahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Kebetulan di Desa Cikedokan menjadi pusat dari Dewan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Peternak dan Penggemar Ayam Pelung Nusantara (HIPPAPN). Karena itu pula, pengembangan ayam pelung di Desa Cikedokan sangat memungkinkan.

Baca Juga:Update Kasus Covid-19 Kabupaten Garut, Rabu 1 Juli 2020Iran Terbitkan Surat Penangkapan Donald Trump

Melihat potensi yang cukup besar itu, Pemerintah Desa Cikedokan siap memberikan support melalui anggaran dana desa untuk pembinaan kelompok peternak.

Kepala Desa Cikedokan, Kamaludin Apendi menjelaskan, sebetulnya di tahun 2020 sudah dianggarkan dalam APBDes untuk pembinaan kelompok ternak. Namun karena pandemi Covid-19 melanda tanah air, sehingga anggaran tersebut ditangguhkan dan dialihkan kepada penanganan Covid-19.

“Pada akhirnya alokasi yang sudah dicantumkan di APBDes kami tangguhkan pada tahun 2021,” ujarnya saat ditemui di tempat latihan ayam pelung Desa Cikedokan bersama HIPPAPN, Rabu (1/7/2020).

“Adapun dengan potensi ini dikarenakan budidaya ayam pelung kami yakin akan mendongkrak dan meningkatkan perekonmian masyarakat. Dikarenakan ayam pelung ada nilai jual, lain dibanding ayam kampung, ayam petelur dan ayam pedaging. Bahkan kami evaluasi ayam pelung kalau betul-betul diolah itu usia sehari netas bisa mencapai Rp 100 bahkan Rp 250 ribu per ekor,” tambah Kamaludin Apendi.

Hal itu dibuktikan langsung oleh Kamaludin Apendi yang kebetulan juga peternak ayam pelung dan pernah mendapatkan juara dalam kontes ayam pelung tingkat nasional. Dari dua indukan juara ayam pelung miliknya, dia bisa menjual anakan usia satu hari setelah netas dengan harga Rp 250 ribu per ekor.

” Kebetulan kami punya ayam juara banyak yang ngeboking ketika punya telur. Usia sehari netas itu dibeli Rp 250 ribu per ekor. Taruhlah kalau rata-rata punya 10 butir telur, berarti penghasilan mencapai Rp 2,5 juta. Kalau dari usia netas itu kan 21 hari berarti dalam satu bulan pendapatan per kapita dari satu indukan ayam sudah menghasilkan setara dengan siltap (gaji) kepala desa,” ujar Kamaludin sembari tersenyum.

0 Komentar