RADAR GARUT – Pengobatan korban keracunan makanan ditangani Dinkes Garut, simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Bupati Garut, Rudy Gunawan yang memberikan update terbaru terkait dugaan sebuah kasus keracunan makanan yang menimpa sejumlah warga Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.
Sebanyak 39 orang yang dilaporkan mengalami sebuah gejala serupa seperti mual dan diare setelah mengonsumsi sebuah sate jebred atau kulit sapi tersebut.
Baca Juga:Jadwal Lengkap Kualifikasi Piala Asia Futsal 2024, Timnas Indonesia akan Hadapi Arab Saudi?3 Klub Ini Bisa Tampung Wiljan Pluim Yang Hengkang Dari PSM Makassar
Mereka yang terkena termasuk warga dari Kabupaten Tasikmalaya dan Garut tersebut. Bupati Garut memastikan bahwa kondisi para pasien tersebut yang mulai membaik, dan diperkirakan dalam waktu yang dekat dapat pulang ke rumah masing-masing lagi.
“Meskipun dua orang meninggal dunia, yang satu yang tadi suami dari Ibu Lili, yang satu lagi adalah warga dari Cigalontang Tasikmalaya, dan yang lainnya sekarang sudah berangsur pulih, insya Allah hari Rabu besok atau Kamis paling lambat itu sudah bisa pulang. 39 itu dari Garut dengan dari Tasik,” ujar Bupati Garut (10/10/2023) di lansir dari portal Jabar.
Pengobatan para pasien di Puskesmas yang akan ditanggung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, sedangkan dengan warga yang harus dirawat di fasilitas kesehatan swasta yang akan dibayar oleh Pemdskab Garut dengan melalui Layanan Terpadu Rumah Harapan Masyarakat (Lapad Ruhama).
Bupati Garut juga yang menyebut pihaknya tersebut sudah memiliki perangkat keamanan pangan (security food) dengan fasilitas laboratorium yang sangat lengkap.
Dalam mengantisipasi sebuah kejadian serupa, pihaknya tersebut yang akan meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan makanan yang beredar di masyarakat sekarang.
“Kita sebetulnya punya security food ya, alat kita lengkapnya, laboratoriumnya lengkap, mobilnya ada, kita sudah menyisir kemana-mana, saya akan tingkatkan lagi penyisirannya, nah sekarang ini mereka itu yang di DKP itu fokus (pengecekan) di depan sekolah, yang (ada makanan dengan) ontan-ontan (pewarna) itu warna-warna itu ya, yang ke sini tidak ada ini baru terjadi ya,” ucapnya di lansir dari Portal Jabar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, yang menjelaskan pihaknya tersebut yang terus berupaya mencari sebuah penyebab dugaan keracunan makanan Tersebut, khususnya dengan melalui sampel yang akan diambil dari muntahan para pasien tersebut.