SUKABUMI – Gubenur Jawa Barat, Ridwan Kamil puji warga Kabupaten Sukabumi atas inspirasinya yang sampai kini masih kuat mempertahankan keutuhan nilai budaya leluhur khususnya Kasepuhan adat.
“Minggu lalu saya launching gerakan leuit se-Jawa Barat, inspirasi nya dari Kasepuhan-kasepuhan Kab. Sukabumi, karena dengan leuit ini saat krisis pangan terjadi, Kab. Sukabumi akan aman, ” ungkap Kang Emil sapaan akrab Gubernur Jabar saat membuka acara Riksa Budaya Sabilulungan di Lapang Cangehgar Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Jumat (23/12).
Ridwan Kamil menjelaskan, melalui gerakan leuit tersebut diwajibkan ribuan desa di Jawa Barat memiliki leuit, sehingga setiap panen bisa menabung beras dan gabah supaya bisa selamat dimasa depan dari krisis pangan.
Baca Juga:BRI Terima Penghargaan Dealer Utama Terbaik 5 Tahun Berturut-turut, Karena Kinerja Terbaik Serap SBNBRI Berikan Bantuan ke Sekolah Anak Jalanan di Momen Hari Ibu
“Jadi Sukabumi ini sudah alamnya indah, ekspresi budayanya banyak dan itu menjadi kebanggaan, mudah-mudahan kita tetap lestari maka Jawa Barat akan semakin juara lahir dan batin,” jelasnya.
Masih dikatakannya, terdapat 108 pusat ekspresi budaya di Jawa Barat salahsatunya Kabupaten Sukabumi. Namun menurutnya tahun ini adalah 19 terbanyak di Indonesia, salah satu panggungnya yaitu riksa budaya Jawa Barat.
Budaya Jawa Barat terbagi tiga, diantaranya Betawi Melayu, Cirebonan dan Priangan sebagai Tatar Pasundan.
“Itulah kekayaan Jawa Barat yang sangat luar biasa dan saya sebagai Gubernur semuanya saya ayomi, riksa budaya yang pertama dilaksanakan di Indramayu, kedua di depok dan ketiga paling istimewa di Kabupaten Sukabumi,” katanya
Dengan riksa budaya ini, Ridwan Kamil berharap, Kabupaten Sukabumi semakin maju sebagai wilayah yang ekonominya meningkat, wisatanya yang luar biasa dan paling juara pelestarian budayanya.
Sementara, Bupati Sukabumi, Marwan Hamami mengaku bersyukur karena memiliki warisan budaya benda dan tak benda yang sangat beragam, sehingga kini masih di lestarikan keberadaannya. Mulai dari manuskrip, tradisi lisan, ritus, adat istiadat, dan cagar budaya.
“Kami bersyukur bahwa Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)yang berkembang di Kabupaten Sukabumi telah ditetapkan menjadi WBTB Nasional tahun 2021, diantaranya jipeng, angklung dogdog lojor, dan tari cepet,” ujarnya.