KARAWANG – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Barat, Ir. Hermansyah, M.Si memimpin pelaksanaan Panen Udang Vaname Milenial Juara, Kamis (27/10). Panen Udang Vaname dilaksanakan di UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Utara (PAPLWU) Desa Pusakajaya Utara Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang, dalam rangka program Petani Milenial Kegiatan Pembudidaya Ikan Milenial (PIM)
Pada kesempatan tersebut, turut hadir Kepala UTPD PAPLWU, Abdul Aziz, A.Pi, MP, Kepala Bidang Pembudidayaan Ikan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Pilahsar), Eri Donari, A.Pi, MP, Peserta program Pembudidaya Ikan Milenial, Sdr. Rio Albab, Pembeli/offtaker, perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, serta segenap karyawan UTPD PAPLWU Karawang.
Kepala DKP Jabar, Ir. Hermansyah, M.Si mengatakan, Program Petani Milenial Kegiatan Pembudidaya Ikan Milenial, dalah dukungan bagi program strategis Gubernur Jabar Ridwan Kamil, yang dituangkan dalam instruksi khusus pimpinan. Program tersebut merupakan upaya regenerasi pelaku usaha rumpun pertanian, dengan cara membuat usaha tersebut menarik bagi kaum milenial. Slogan yang dicanangkan adalah, “Tinggal di Desa, Rejeki Kota, Bisnis Mendunia”.
Baca Juga:Uu Ruzhanul Ulum Tak Berani melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2024, Katanya: Teu Wani NgalawanPunya Beragam Program Pemberdayaan Terstruktur, BRI Angkat Potensi Ekonomi di Wilayah 3T
“Kegiatan panen ini, adalah suatu bukti usaha rumpun pertanian adalah suatu lapangan pekerjaan yang menjanjikan. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan, serta teknologi yang digunakan dapat direplikasikan di tempat dan oleh orang lain,” kata Hermansyah.
Dalam melaksanakan budidaya, peserta petani milenial melakukan inovasi teknologi. Antara lain, penggunaan filter air kustom terdiri dari arang, dakron, dan silika. Filter ini mudah dibuat, dan efektif mengurangi kadar Total Organic Matter. “Filter ini dapat menyaring sebanyak mungkin, partikel dari ukuran besar sampai kecil. Efeknya adalah proses persiapan budidaya dapat dipercepat,” kata Hermansyah.
Selain itu, lanjut Hermansyah, dilakukan symbiosis dengan budidaya ikan nila. Dimana air baku yang masuk ke filter berasal dari kolam nila yang mengandung desinfektan alami, serta air buang disalurkan kembali ke kolam nila tersebut yang akan didaur ulang secara alami. “Efeknya adalah penggunaan bahan kimia seperti kaporit dapat ditekan seminimal mungkin. Keuntungan lain adalah kepadatan tebar benih udang dapat lebih tinggi,” ungkapnya.