GARUT– Pembeli bahan bakar pertalite di setiap SPBU selalu ngantre. Pengendara rela antre karena harga pertalite terjangkau yaitu Rp 10.000,- per liter. Berbeda dengan pemilik POM mini, kesulitan belanja pertalite menggunakan jeligen. Pihak SPBU tak melayani pembelian pertalite menggunakan jeligen.
” Saya terpaksa menyuruh tukang ojeg yang motornya besar (motor jadul) yang isi tanknya belasan liter untuk belanja pertalite. Tiga kali belanja, pertalute di POM mini tersedia 30 liter lebih. Namun orang yang belanja pertalite meminta ongkos Rp 1.000,- per liter. Saya pun menjual pertalite Rp 13.000,- per liter,” kata Eutik pemilik POM mini di Leuwigoong, Senin (26/9).
Menurutnya, dia dan pemilik POM mini lainnya tak menjual pertamax. Karena pembelinya sepi akibat harga pertamak mahal. Di SPBU harga pertamax Rp 14.500,- per liter. Harga di POM mini diatas Rp 16.000,- per liter.
Baca Juga:KONI Garut Menargetkan 10 Besar dalam Porprov JabarKeterbatasan Anggaran untuk Porprov, Pemkab Garut Harap ada Suntikan Dana dari Pemprov Jabar
Sejak BBM naik, daya beli pengendara motor berkurang. Tak sedikit yang membeli pertalit setengah liter atau tiga perempat liter. Pemilik POM mini bijak melayaninya.
Deden pemilik POM mini di Cibiuk menuturkan, dia tetap berjualan pertamak sekalipun harganya mahal. Belanja pertamax di SPBU mudah dan lancar.
Banyak pengendara motor yang membeli pertamax setengah liter. Yang penting motornya bisa bergerak meski jarak dekat. Sejak BBM naik, pembeli pertamak di POM mini berkurang.(pap).