CIAMIS – Beberapa orang tua siswa SMAN 1 Ciamis mendatangi Polres Ciamis dan mengadukan atas dugaan penganiayaan yang terjadi pada Anggota Pramuka saat latihan, Selasa (11/1/2022). Akibatnya satu siswa berinisial FR harus mendapatkan perawatan di RSUD Pandega Pangandaran.
Mamay, orang tua anggota pramuka yang dianiaya mengatakan, awalnya dia melihat anaknya saat pulang ke rumah dengan kondisi muka bonyok dan ada lebam pada bagian pipi kiri dan kanan. Namun saat ditanya anak menutup diri dan beralasan jatuh.
“Malahan anak saya meminta bantuan bahwa temannya (FR) pingsan di Lembur Balong depan SMAN 1 Ciamis. Saya langsung hubungi wakasek dan pembina Pramuka untuk membantu dan membawanya ke RSUD Ciamis,” ujarnya kepada Radar Tasikmalaya (Grup Radar Garut), kemarin.
Baca Juga:Menyetubuhi Kekasih Berkali-kali, Ilm Diciduk PolisiPelajar SMP di Kota Tasik Tewas Dikeroyok
Setelah itu, Mamay mengaku masih penasaran dan heran dengan kejadian teman anaknya yang pingsan. Kemudian, tidak yakin juga pengakuan anaknya bahwa luka lebam di mukanya akibat jatuh.
“Akhirnya saya bertanya kembali dengan baik-baik, akhirnya anak saya bercerita panjang tentang penganiayaan pada saat latihan Pramuka, saya sangat kaget. Karena kata anak saya ada 75 orang yang mengikuti latihan itu dan mungkin juga diperlakukan sama,” ujar dia, menjelaskan.
Kata Mamay, berdasarkan keterangan anaknya selalu mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan setiap melakukan kesalahan di lokasi latihan. Apalagi lokasi latihanya selalu pindah-pindah, ada yang di Jamban Sari, Pinus Darmacaang.
“Nah kalau Sabtu pas kejadian itu lokasinya di salah satu rumah alumni SMAN 1 Ciamis berinisial T di Bojong Kecamatan Cijeungjing,” paparnya.
Bahkan, kata Mamay, menurut anaknya kegiatan tersebut diberikan nama lingkaran setan. Di mana setiap anggota berbaris dan saling tempeleng satu sama lain.
“Anak saya dan kedua temannya berinisial MF serta FR fisiknya kuat. Setelah kuat ditempeleng oleh anggota yang lain, kemudian ditempeleng oleh kakak-kakaknya (seniornya) dalam latihan Pramuka tersebut,” ujar dia, menjelaskan.
Menurut Mamay, informasi yang didapat dari anaknya bahwa ada 75 orang yang diduga diperlakukan sama. Namun, yang berani melaporkan kepada pihak kepolisian hanya keluarga dari MF, FR dan EG.