RSUD dr. Slamet Garut Siapkan Gedung Jika Ada yang Terpapar Omicron

RSUD dr. Slamet Garut Siapkan Gedung Jika Ada yang Terpapar Omicron
Direktur RSUD dr. Slamet Garut Husodo Dewo Adi menyampaikan bahwa saat ini persialan gedung untuk pasien terpapar omicron sudah dilakukan
0 Komentar

GARUTRSUD dr. Slamet Kabupaten Garutmempersiapkan diri untuk menghadapi varian baru dari covid-19 yaitu varian omicron.

Direktur RSUD dr. Slamet Garut Husodo Dewo Adi menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan gedung yang menjadi tempat isolasi bagi para pasien terpapar Omicron.

“Kita sudah menyiapkan gedung Cempaka dengan kapasitas 30 – 40 bed kita akan siapkan,” kata Direktur RSUD dr. Slamet Garut, Husodo saat diwawancarai beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga:Galian Pasir Ilegal di Kota Cirebon Longsor, Polisi Tetapkan 5 TersangkaBegini Kata Shin Tae Yong Penyebab Timnas Indonesia Kalah Lawan Thailand

Sebagaimana diketahui, Covid-19 varian Omicron sendiri dikabarkan sudah masuk ke Indonesia.

Sementara itu dilansir Fajar Indonesia Network (FIN) penularan varian Omicron memicu lonjakan kasus COVID-19 di berbagai negara. World Health Organization (WHO) menyebut sebanyak 6.550.000 kasus terjadi hanya dalam kurun waktu tujuh hari.

Tepatnya 22 hingga 28 Desember 2021. WHO khawatir bakal terjadi Tsunami COVID-19. Angka 6.550.000 kasus dalam tujuh hari tersebut merupakan yang tertinggi sejak WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada Maret 2020 lalu. Lonjakan tertinggi terjadi di Prancis, Denmark dan Amerika Serikat. Bahkan, negeri Paman Sam itu mencatatkan rekor 512.000 dalam sehari.

“Virus COVID-19 menyebar dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Delta dan Omicron kini menjadi ancaman ganda yang dapat meningkatkan kasus hingga menyentuh rekor tertinggi. Selain itu, menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian. Saya khawatir Omicron, yang sangat menular dan menyebar bersamaan dengan Delta dapat menyebabkan tsunami kasus. Ini yang harus diwaspadai,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (30/12).

Dengan mempertimbangkan dugaan tambahan kematian terkait Corona, WHO memperkirakan total kematian secara global bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat lebih banyak. (cat/rh/fin)

0 Komentar