GARUT – Bupati Garut Rudy Gunawan, akan mengganti nama sejumlah ruas jalan di Garut, termasuk ruas-ruas jalan protokol di Garut yang kebanyakan diambil dari nama-nama gunung dan nama tokoh-tokoh budaya sunda. Usulan ini, bahkan sudah dimasukan ke DPRD Garut untuk disahkan.
Menanggapi rencana bupati tersebut, Asep Hermawan, pegiat kebudayaan dan konservasi lingkungan di Garut meminta, pengesahan pergantian nama jalan tersebut ditunda. Karena, prosesnya dilakukan tanpa ada diskursus di ruang publik yang melibatkan berbagai kelompok budayawan, sejarawan juga seniman.
“Usulan bupati, konteks relevansi dan urgensinya tidak pas, ditengah Pandemi, masih banyak usulan lain ke DPRD yang lebih urgen untuk bisa keluar dari kondisi yang diakibatkan Pandemi Covid-19, atau usulan memajukan budaya dan lingkungan ke depan,” katanya.
Baca Juga:Tiga SMKN di Garut Akan Jadi BLUD, Berikut Nama-nama Sekolah yang DitunjukSukses dengan Jaket Bomber Kang Una, Thadea Banjir Undangan Talkshow dan Diskusi UKM
Asep Hermawan yang biasa dikenal Asep Maher juga menyoroti bagaimana usulan ini justru dibuat oleh Dinas Perhubungan. Dengan begitu, bupati melihat jalan hanya sebagai teknis dan sarana perhubungan saja, tidak melihat konteks yang lebih luas.
“Dalam kajian toponomi, nama itu soal kebudayaan dan historis, juga menyangkut imajinasi publik yang memberi identitas yang unik, jadi jalan bukan hanya sekedar sarana perhubungan saja,” katanya.
Karena ada sifat kebudayaan dan historik dalam sebuah nama, maka menurut Asep penamaan jalan ataupun gedung di Garut bersifat publik dan harus membuka ruang diskursus di ruang publik karena menyangkut identitas orang Garut juga.
“Dengan diskursus di ruang publik, akan diuji dan dimatangkan validitas dan klaim-klaim, alasan-alasan kebenaran sebuah nama itu, jadi tidak bisa sekehendak bupati,” katanya.
Asep mencontohkan, ada kriteria nama-nama yang bisa diusulkan untuk nama jalan di Garut, jika nama tokoh, bisa dilihat dari luasnya kepengaruhan dan masa dimana tokoh tersebut muncul. Jika mengambil nama gunung, bisa dilihat dari sejarah alam tentang gunung tersebut. Karenanya, perlu ada diskursus di ruang publik agar lebih jelas dan fair di mata publik.
Karena merasa belum pernah ada diskursus di ruang publik terkait rencana tersebut, Asep berharap DPRD Garut sebagai lembaga penampung aspirasi masyarakat Garut, menunda pengesahan usulan bupati mengganti nama-nama jalan di Garut.