“Saya mengimbau lulusan-lulusan perguruan tinggi yang punya skill lebih baik tinggal di desa dengan rezeki kota dan bisnis yang mendunia menggunakan digital,” harapnya.
Kang Emil mengungkapkan, sejak digulirkannya program desa digital pada akhir 2018 lalu seluruh pelayanan publik di desa sudah didigitalisasi. Mulai dari memasang koneksi internet, membangun command center untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya.
Desa Digital juga terpilih sebagai Digital Equity and Accessibility dalam ajang IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2020, karena dinilai mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan aksesibilitas informasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet.(rls/Humas Jabar)