BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepada selurug Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) harus bisa menangkap peluang dan proaktif terhadap investor-investor yang menanamkan modalnya di Jabar.
Menurutnya, nilai investasi di Jabar terbesar dan nomer satu tingkat nasional dengan total Rp 57 Triliun.dengan jangka enam bulan ke depan.
“Jadi saya minta agar BUMD lebih proaktif dalam menjemput kue investasi sebesar Rp 57 triliun yang masuk,” jelas Ridwan Kamil ketika dalam acara diskusi Web Binar kemarin, Senin, (28/7).
Baca Juga:Akibat COVID-19, Kuota Program OPOP 2020 Peserta Dikurangi 50 PersenEmil Izinkan KBM Tatap Muka. Dimulai dari Jenjang SMK/SMA yang Berada di Zona Hijau
Dia menilai, Jabar itu sangat besar dan luas kue ekonominya. Untuk itu semua BUMD ini harus proaktif menjadi mitra utama untuk investasi sendiri dan menjadi mitra utama untuk investasi dari luar.
Pria yang akrab disapa Emil inu menyesalkan masih saja ada BUMD yang tidak jalan ditempat. Bahkan berdasarkan evaluasi kinerjanya belum juga membaik. Padahal, peluang untuk menjalin kerjasama harus dimanfaatkan oleh seluruh BUMD terbuka lebar.
“Pertanyaannya kan begini, ada Rp 57 triliun selama enam bulan invetasi datang ke Jabar. Kita menjadi rangking satu sekarang
Alhamdulillah. Pertanyaannya kan dari kue Rp 57 triliun ini apakah BUMD paham? apakah BUMD ini bisa melihat bahwa banyak peluang kerja sama yang hadir,” ucap Emil menekankan.
Orang nomor satu di Jabar ini mencontohkan, Agro Jabar yang bergerak di bidang hulu pertanian untuk bisa mengambil celah hingga ke hilir. Seharusnya dari hasil kajian, pertanian merupakan sektor yang paling tahan banting dalam menghadapi wabah.
Begitu pun dengan PT BIJB yang memegang salah satu kunci pembangunan lewat penerbangan.
“Jadi saya mau jangan jadi di zona nyaman saja, kalau memang yang tidak memberikan nilai ekonomi, bisa ditutup saja,” cetus Emil.
Baca Juga:Program OPOP Masuk Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2020Semprot Para Petinggi BUMD, Emil Minta Buat Rancangan Kerja Dalam 14 Hari
Emil mengingatkan, jika BUMD tidak ada kontribusi, sebaiknya diserahkan ke swasta saja. (kinerja perusahaan) itu kan terlihat kontribusi terhadap pembangunan daerah. Yang punya dampak sosial tinggi.
“Kita bukan profit oriented saja. Sosial dan lingkungan juga iya,” tegasnya.
Emil mengingatkan, semua BUMD harus bersahabat dengan menteri BKPM. Jangan hanya gubernur saja. Rezeki itu harus dijemput. Jangan duduk manis saja.