Setelah Terjadi Lonjakan dari Klaster Institusi Pendidikan Kenegaraan
KOTA BANDUNG — Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, penambahan kasus positif COVID-19 Jabar sudah dapat dipahami setelah terjadi lonjakan dari klaster institusi pendidikan kenegaraan.
“Kasus di Jabar sudah kembali ke pola yang kami pahami. Kemarin, di hari Minggu, terlaporkan kasus positif bertambah 27. Itu rekor terendah selama enam minggu terakhir setelah dilakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB),” kata Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– dalam jumpa pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (20/7/20).
Kang Emil melaporkan, semua pasien positif COVID-19 pada klaster institusi pendidikan kenegaraan di Kota Cimahi sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan, 468 dari 1.308 pasien positif pada klaster institusi pendidikan kenegaraan Kota Bandung sudah dinyatakan sembuh.
Baca Juga:Ridwan Kamil: Terdapat 23 Filter Pendataan Penerima Bansos Jabar Tahap IIKewaspadaan Jabar Tangani COVID-19 Tak Berkurang Hingga Vaksin Ditemukan
“Ada 400-an itu sudah sembuh (pada klaster institusi pendidikan kenegaraan di Kota Bandung). Ini menunjukkan, prediksi kami bahwa OTG-OTG (Orang Tanpa Gejala) di institusi kenegaraan cenderung semuanya membaik dan sehat,” ucapnya.
Dalam rapat mingguan, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, angka reproduksi kasus COVID-19 terhadap waktu (Rt) COVID-19 per 16 Juli 2020 berada di angka 0,75.
Selain itu, Setiawan melaporkan, Jabar berada di peringkat 25 secara nasional untuk indeks kasus terkonfirmasi positif dihitung dari populasi. “Setiap 1 juta populasi penduduk Jawa Barat terdapat kurang lebih 111 kasus positif COVID-19,” kata Setiawan.
Setiawan menyatakan, tingkat keterisian ruang perawatan COVID-19 di rumah sakit rujukan terus berkurang. “Dari 11 Juli 2020 asalnya 29,38 persen dan 18 Juli 2020 menjadi 27,35 persen. Sedangkan di IGD dan ICU juga relatif rendah yaitu IGD hanya 4,3 persen dari ketersediaan 437 dan ICU terisi hanya 15,7 persen dari ketersediaan 241,” katanya.
“Dan WHO mengatakan bahwa ketersediaan ruang isolasi ini harus di bawah 60 persen. Jadi, kami di Jawa Barat melihat masih di bawah jauh dari standar WHO tersebut,” tambahnya.
Berdasarkan data PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar) pada Senin (20/7/20) pukul 15:00 WIB, 2.178 pasien COVID-19 sudah dinyatakan sembuh. Sementara jumlah pasien positif COVID-19 yakni 5.488 orang, 3.120 pasien positif aktif, dan 190 meninggal dunia.