RadarPriangan.com, AMERIKA – Orang dengan golongan darah A dan AB adalah kelompok yang paling rentan tertular virus korona (Covid-19). Hal itu berdsarkan penelitian yang dilakukan perusahaan pengujian bioteknologi asal Amerika Serikat, 23andMe.
Sementara itu untuk orang yang golongn darah O, tampaknya lebih terlindungi terhadap virus korona, dibandingkan dengan golongan darah lain. 23andMe sendiri mengemukakan itu berdasarkan hasil riset terhadap lebih dari 750.000 peserta.
“Di antara para responden pada survei Covid-19 oleh 23andMe, persentase responden yang paling rendah melaporkan tes positif untuk Covid-19 adalah orang-orang yang memiliki golongan darah O. (Sementara), persentase responden tertinggi yang melaporkan tes positif untuk Covid-19 adalah mereka yang memiliki golongan darah AB,” ungkap 23andMe dalam sebuah unggahan dikutip Alarabiyah, Rabu (10/6/2020).
Baca Juga:Desa Neglasari Garut Dapat Bantuan Rumah Sebanyak 138 UnitHerdiat Sampaikan Pidato Peringatan HUT Ciamis Secara Virtual, Begini Pesannya kepada Masyarakat
Hasil dari penelitian tersebut juga dikontrol berdasarkan usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (BMI), dan etnik para responden, di samping faktor-faktor lainnya.
Mereka dengan golongan darah O terbukti lebih kecil kemungkinannya untuk terjangkit Covid-19. Mereka juga tampaknya memiliki tingkat rawat inap yang lebih rendah karena virus, menurut riset itu.
“Dalam seluruh populasi, mereka yang memiliki golongan darah O ternyata 9-18 persen lebih kecil mendapatkan hasil tes positif (Korona) dibandingkan dengan kelompok lain. Ketika kami mengamati hanya orang-orang yang terpajan, mereka yang memiliki golongan darah O bahkan 13-26 persen lebih kecil untuk dites positif,” tulis unggahan itu.
Studi 23andMe ini juga menemukan, bahwa tidak ada perbedaan signifikan tingkat infeksi pada responden jika membandingkan golongan darah rhesus mereka, baik positif maupun negatif (+ atau -).
“Dalam data 23andMe kami menemukan bahwa perbedaan oleh faktor rhesus yang dilaporkan sendiri (golongan darah + atau -) tidak signifikan, juga tidak ada interaksi antara golongan darah dan faktor rhesus dalam model statistik yang memprediksi suatu kasus, atau kasus yang dirawat di rumah sakit,” demikian pernyataan 23andMe. (der/fin/RP)