TARKID – Permasalahan di Kabupaten Garut yang saat ini belum terpecahkan, yaitu masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin tercatat 315.600 jiwa atau sebesar 12,47 persen, dan jumlah pencari kerja yang belum mendapatkan lapangan pekerjaan sekitar 25.640 orang. Demikian disampaikan Ketua Pelaksana Kegiatan Craetivepreneur A. Iwan kepada wartawan.
Menurutnya, angka pengangguran tertinggi terjadi pada kaum generasi muda yang baru menyelesaikan pendidikan lanjutan, dan kebanyakan berasal dari masyarakat kota kelas menengah.
Sedangkan lanjutnya, minat untuk berwirausaha atau menciptakan lapangan usaha baru sangat kurang, karena minimnya pengetahuan dan keterampilan wirausaha.
Baca Juga:PWI Ciamis Bagikan Al Qur’an ke MasjidSepatunya Dibakar, Rian Kini Bisa Tertawa Kembali
“Atas dasar itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Garut kembali melaksanakan Creativepreneur bagi 125 orang generasi milenial padatanggal 26-27 Februari 2020 mendatang,” ujarnya.
Iwan mengatakan, Creativepreneur bertujuan mendorong IKM (Industri Kecil Menengah) untuk terus berinovasi dan berdaya saing di era Revolusi Industri 4.0.
“Pada saat ini secaraperlahan akan terjadi proses tranformasi digital di dunia industri, hal ini tidak hanya terjadi pada industri dengan skala besar, melainkan juga pada industri skala kecil dan menengah,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini diharapkan bisa melahirkan gagasan baru yang inovatif sehingga bisa menciptakan peluang usaha baru. “Creativepreneur selalu melahirkan sebuah gagasan, inovasi dan berpikir out of the box. Mereka menghasilkan produk, menjalankan bisnis kreatif, dan terus meningkatkan inovasi terbaru generasi muda di Kabupaten Garut yang diharapkan siap bersaing dalam segi bisnis utamanya di era digital saat ini menuju era revolusi industri 4.0 menciptakan start up baru dan teknologi tepat guna,” ucapnya.
Menurut A. Iwan, Peserta Creativepreneur yang akan dilatih ini merupakan seleksi dari 42 kecamatan yang telah mendaftar melalui online dan offline. Dari 125 orang peserta akan dibagi kepada tiga kelas yaitu Santripreneur sebanyak 50 orang peserta dari santri dan alumni pesantren.
Kemudian Smart Manufacturing sebanyak 50 orang peserta dari mahasiswa dan pelaku industri kreatif di bidang programer, IT, animasi dan desain web. Dan kelas IKM Volunteer sebanyak 25 orang peserta yang fokus pada kegiatan pengembangan unit industri yang telah ada dan sumber daya manusia di lingkungan pedesaan. (erf)