Sepanjang Tahun 2023, Bencana kekeringan Menjadi Bencana Terparah yang Terjadi di Garut

Kepala bidang kedaruratan dan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Daris
Kepala bidang kedaruratan dan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Daris
0 Komentar

GARUT – Kepala bidang kedaruratan dan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Daris menyampaikan, bahwa sepanjang tahun 2023 ini bencana kekeringan menjadi bencana yang paling parah yang terjadi di Kabupaten Garut.

“Bencana sepanjang tahun ini yang paling dominan itu kekeringan, memang ada bencana lain seperti pergerakan tanah. Namun, kekeringan itu yang paling parah sepanjang tahun ini,” ujar Daris, Senin 11 Desember 2023.

Bahkan, ia mengungkapkan bahwa bencana kekeringan pada tahun 2023 ini merupakan bencana terparah jika dibandingkan dengan kekeringan pada tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga:Kepala Dinkes Garut Masih Juga Ingatkan Bahaya Covid-19, Begini KatanyaSambut Liburan Natal dan Tahun Baru, Ini yang Dilakukan Disparbud Garut

“Kekeringan kemarin itu kekeringan yang lebih masif dari sebelumnya. Terakhir kekeringan itu kan pada tahun 2019 tapi itu cuma beberapa kecamatan yang terdampak. Kalau yang sekarang kan 19 Kecamatan yang terdampak. Itu sangat besar kalau dibandingkan dengan sebelumnya,” ungkapnya.

“Penanganan yang kita lakukan pada saat itu ada 3 jenis. Pertama distribusi air, pipanisasi, dan yang ketiga itu yang di programkan mencari sumber-sumber air,” lanjutnya.

Menurutnya, pendistribusian air yang dilakukan pada saat ini mencapat 2,7 juta liter air dengan kekuatan 7 unit tangki. “Kemarin itu air yang kita distribusikan mencapai 2,7 juta liter air dari 7 unit tangki, itu dari PDAM, Damkar, Dinsos, BPBD, PMI, Brimod,” ujarnya.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa akan ada musim hujan yang diprediksi akan terjadi sampai bulan Mei tahun 2024 mendatang dan berpotensi menimbulkan bencana.

“Itukan ancaman bahaya hidrometeorologi, pertama kita sudah mensosialisasikan persiapan musim hujan ini yang diprediksi akan terjadi sampai dengan bulan Mei. Nah, hidrometeorologi dari provinsi sudah turun, kita tinggal menurunkan SK dari kita untuk siaga hidrometeorologi,” lanjutnya.

Ia mengungkapkan, bahwa wilayah yang paling rawan dan sering terdampak akibat dari musim hujan itu kebanyakan dari wilayah Selatan.

“Kalau saat musim hujan, yang sering terjadi longsor dan banjir itu di Selatan seperti Cisompet, Cisewu, Caringin, Talegong, Bungbubulang, Singajaya. Kalau ke wilayah lainya paling ke Selaawai, Limbangan juga. Itu daerah-daerah yang sering terdampak saat musim hujan,” pungkasnya. (Ale)

0 Komentar