Sejarah Bubur Asyura yang Sering di Hidangkan saat Buka Puasa Asyura 10 Muharram

Sejarah Bubur Asyura yang Sering di Hidangkan saat Buka Puasa Asyura 10 Muharram
Sejarah Bubur Asyura yang Sering di Hidangkan saat Buka Puasa Asyura 10 Muharram
0 Komentar

RADAR GARUT – Bubur Asyura adalah hidangan yang memiliki makna khusus dan sejarah panjang dalam tradisi masyarakat Muslim, terutama di berbagai daerah di Indonesia dan Malaysia. Hidangan ini biasanya disiapkan pada hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam. Berikut adalah penjelasan mengenai sejarah dan makna Bubur Asyura:

 

Sejarah dan Asal Usul

 

  • Hari Asyura:

Hari Asyura adalah hari yang penting dalam kalender Islam, karena memiliki berbagai makna sejarah. Salah satu peristiwa yang sering diingat adalah penyelamatan Nabi Musa AS dan pengikutnya dari kejaran Firaun, serta peristiwa Karbala di mana cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali, syahid.

 

  • Tradisi Kuliner:

Tradisi membuat Bubur Asyura diyakini berasal dari budaya masyarakat yang ingin mengenang peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut dengan berbagi makanan. Bubur ini sering kali dibuat dengan berbagai bahan yang mencerminkan kebersamaan dan kerjasama komunitas.

 

Baca Juga:Bikin Heboh di Makasar, Mesjid Fatimah Umar Dijual Rp2,5 M Oleh PemiliknyaSendiri Bisa Pintar? Nah Begini Tips Ampuh Belajar Bahasa Inggris dengan Mudah

  • Bahan dan Cara Pembuatan

Bahan: Bubur Asyura biasanya terdiri dari berbagai jenis bahan yang melambangkan keragaman dan kebersamaan. Bahan-bahan umum yang digunakan termasuk beras, jagung, kacang-kacangan, ubi, labu, dan rempah-rempah.

 

Cara Pembuatan: Semua bahan tersebut dimasak bersama-sama dalam satu panci besar, menciptakan bubur yang kaya rasa dan beragam tekstur. Proses memasak ini biasanya melibatkan banyak orang, yang masing-masing membawa bahan dan berpartisipasi dalam memasak.

 

Makna dan Filosofi

 

  • Kebersamaan dan Gotong Royong:

Proses pembuatan Bubur Asyura sering melibatkan banyak anggota komunitas, mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan. Setiap orang menyumbangkan bahan dan tenaga, menciptakan rasa persatuan dan solidaritas.

 

  • Makna Simbolis:

Berbagai bahan yang digunakan dalam bubur melambangkan keragaman dan kelimpahan rezeki. Bubur Asyura juga menjadi simbol rasa syukur dan doa untuk keberkahan di masa depan.

 

  • Peringatan Sejarah:

 

Dengan membuat dan berbagi Bubur Asyura, masyarakat mengingat dan menghormati peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, serta mengambil hikmah dari kisah-kisah tersebut.

 

  • Variasi Daerah

Indonesia: Di berbagai daerah di Indonesia, Bubur Asyura dapat memiliki variasi dalam bahan dan rasa, tergantung pada budaya lokal. Misalnya, di Sumatera Barat, bubur ini dikenal dengan nama “Bubur Suro” dan biasanya memiliki cita rasa gurih.

0 Komentar