Kinerja Pengelola Dinilai Sangat Buruk, Pasar Gedebage Kini Dihantui Gungungan Sampah

Kinerja Pengelola Dinilai Sangat Buruk, Pasar Gedebage Kini Dihantui Gungungan Sampah
Kinerja Pengelola Dinilai Sangat Buruk, Pasar Gedebage Kini Dihantui Gungungan Sampah
0 Komentar

RADAR GARUT – Kinerja pengelola dinilai sangat buruk, pasar Gedebage kini dihantui gunungan sampah.

Ditutupnya Tempat Penampungan Akhir Sampah atau singkatnya (TPAS) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, menimbulkan persoalan lingkungan di beberapa daerah.

Pasar Gedebage, Kota Bandung kini berpotensi dilanda gunungan sampah, apabila penarikan dihentikan ulah TPAS Sarimukti ditutup total.

Baca Juga:Apa Boleh KPPS Pemilu 2024 Ikut Kampanye Politik? Begini Jika Sanksi KPPS Tidak NetralBagus Untuk Mengisi Isra Mikraj 2024, Simak 7 Amalanya Disini

Aktivis Lingkungan yang juga Ketua Badan Kehormatan Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia atau singkatnya (FK3I) Jawa Barat, Dedi Kurniawan juga mengatakan, baik Pasar Gedebage ataupun Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung belum mampu melakukan pengelolaan sampah mandiri.

“Secara umum situasi setelah ditutupnya TPAS Sarimukti kurang lebih sepekan yang lalu, tentu akan berdampak terhadap penumpukan sampah di beberapa daerah, termasuk Kota Bandung,” kata Dedi.

Menurutnya, apabila merujuk data Dinas Lingkungan Hidup atau singkatnya (DLH) Jabar beberapa waktu lalu, sebanyak 60 persen timbulan sampah kini dihasilkan dari pihak-pihak berpengelola di wilayah Kota Bandung.

Dedi juga menjelaskan, sampah yang dihasilkan oleh pihak berpengelola itu, di antaranya yaitu hotel, resto, apartemen, mall sampai pasar.

“Sedangkan sisanya 40 persen sampah itu dihasilkan dari pemukiman atau sampah rumah tangga,” jelasnya.

Dedi juga mengakui, dampak ditutupnya TPAS Sarimukti akan menimbulkan dampak serius, meski buat sementara ini di lingkungan pemukiman belum begitu terlihat.

“Saya melihat untuk pemukiman masih aman-aman saja dari satu minggu ditutupnya TPAS Sarimukti, mungkin Pemkot Bandung lebih mengutamakan kelola sampah yang 40 persen dari rumah tangga,” bebernya.

Baca Juga:Gerakan Isyarat Anies di Awal Debat Capres 2024 Bikin Heboh dan PenasaranPrabowo Lebih Banyak Setuju di Debat Terakhir Pilpres 2024, Begini Kata Pengamat UB

Dedi juga menerangkan, justru sampah yang dihasilkan dari pihak berpengelola perlu jadi perhatian, jangan sampai penumpukan terjadi sebab tidak adanya upaya pengelolaan mandiri.

“Sampah berpengelola bisa terkena dampak di sini karena harusnya bagaimana mengelola atau meminimalisir sampah sendiri, agar sampah tidak berdampak atau tidak menumpuk,” terangnya.

“Dampak di sini semua pasar, termasuk Gedebage. Kalau sistemnya sebatas dibuang-diangkut, ketika sekarang TPAS Sarimukti ditutup jadi persoalan karena tidak bisa mengelola sendiri,” lanjut mantan Ketua Dewan Walhi Jabar.

0 Komentar