Dedi juga mengungkapkan, Pasar Gedebage sudah melakukan pengelolaan tapi upaya itu masih sangat jauh ketimpangannya, kalau dibandingkan dengan timbulan sampah per harinya.
“Kalau diasumsikan misalnya sampah di Pasar Gedebage 10 ton per hari, tapi yang dikelola baru hanya 0,5 sampai 1 ton per hari, sehingga menyisakan sampah yang masih dan akan terus menumpuk,” ungkapnya.
Disampaikan Dedi, penumpukan sampah yang sudah terjadi di Pasar Gedebage, juga sebab kurang harmonisnya kerjasama PT Ginanjar Saputra sama PD Pasar Kota Bandung.
Baca Juga:Apa Boleh KPPS Pemilu 2024 Ikut Kampanye Politik? Begini Jika Sanksi KPPS Tidak NetralBagus Untuk Mengisi Isra Mikraj 2024, Simak 7 Amalanya Disini
“Dalam semua pengelolaan, baik pengelolaan keamanan, pasar hingga kebersihan dan pengelolaan lain yang mekanismenya bisnis, PT Ginanjar dan PD Pasar tidak bekerja dengan baik,” ujarnya.
Dedi juga memaparkan, kalau kedua pihak itu dalam pengelolaan Pasar Gedebage cuman sebatas mengangkut sampah, maka tak akan ada langkah kemajuan.
“Apalagi dalam pengelolaan sampah, bahkan belum ada rencana ke depan seperti apa. Pedagang pasar harus wajib bayar retribusi kebersihan, tapi sampah tidak ditangani dengan baik, bahkan edukasi pun tidak dilakukan oleh PT Ginanjar juga PD Pasar,” paparnya.
“Edukasi juga diperlukan supaya warga pasar bisa meminimalisir sampah hingga melakukan mitigasi agar sampah tidak tercecar dan berserakan sampai ke jalan,” pungkas Dedi.
Kinerja pengelola dinilai sangat buruk, pasar Gedebage kini dihantui gunungan sampah. Sekian informasi ini semoga bisa bermanfaat.