Inovasi Kemitraan Masyarakat dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Batik Nusantara Melalui SANUTIK

Inovasi Kemitraan Masyarakat dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Batik Nusantara Melalui SANUTIK
0 Komentar

GARUT – Rabu, 30 Agustus 2023, telah dilaksanakan pelatihan sebagai salah satu bentuk program kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tujuannya untuk memperkenalkan inovasi Sapatu Nusantara Batik (SANUTIK) atau sepatu batik kepada masyarakat, khususnya di Desa Mekarwangi, Kecamatan Samarang, Garut.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim pengabdian Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Garut dengan tema “Inovasi Kemitraan Masyarakat dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Batik Nusantara Melalui SANUTIK.” Acara ini dihadiri oleh mitra, pelaku usaha sepatu, dan masyarakat umum yang tertarik dengan sepatu berdesain batik nusantara.

Tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan sepatu batik sebagai produk lokal yang unik dengan nilai seni tinggi, serta memberikan wawasan tentang pengembangan produk kreatif kepada masyarakat.

Baca Juga:James Muhammad Alfatih: Kita Tidak Boleh Memilih Pemimpin Hanya Karena UangWamenag Harap Revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji Disahkan pada 2024

Kegiatan ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMDIKBUDRISTEK) Republik Indonesia yang dimonitoring penuh melalui Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (BIMA).

“Inovasi penerapan produk batik adalah langkah penting dalam meningkatkan daya saing produk lokal. Kami juga ingin mendorong kolaborasi erat dengan para pelaku usaha lokal untuk menciptakan inovasi ini,” kata Wufron Ketua Tim Pengabdian.

Ia menjelaskan bahwa program juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengusulkan ide-ide inovatif dalam pembuatan batik. “Ide-ide terbaik akan mendapatkan dukungan untuk dikembangkan menjadi produk nyata,” jelasnya.

Dalam prosesnya, peserta diperkenalkan dengan teknik-teknik pembuatan sepatu batik modern yang memadukan keindahan motif batik dengan kenyamanan sepatu. Mereka diajak untuk berpartisipasi dalam lokakarya praktis, belajar bagaimana menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan desain kontemporer dalam menciptakan sepatu yang menarik dan berkualitas.

“Hal ini merupakan bagian dari upaya tim pengabdian untuk mendorong kreativitas dan partisipasi aktif masyarakat dalam mengembangkan industri sepatu batik yang lebih inklusif,” katanya.

Selain itu, menurutnya program ini membuka peluang bagi kemitraan antara masyarakat dan pelaku usaha batik yang ada, termasuk pemasaran produk batik hasil inovasi mereka. “Tujuannya adalah untuk menciptakan sinergi yang saling menguntungkan dan meningkatkan daya saing produk batik nusantara di pasar global,” ucapnya.

0 Komentar