GARUT – Kepala Desa Cihaurkuning, Kecamatan Cisompet, Arie Amar Marup menyampaikan kekecewaannya karena desanya tidak menerima satu pun bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) pada tahun 2025. Padahal, pihak desa telah mengajukan ratusan permohonan bantuan untuk warga yang membutuhkan.
“Di desa saya sudah lama tidak mendapat bantuan rutilahu. Terakhir itu tahun 2023, zaman Pak Rudy–Helmi,” ujar Arie, Jumat (28/11).
Arie menuturkan pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan rutilahu melalui berbagai jalur, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten. Namun hingga kini tidak ada satu pun permohonan yang disetujui.
Baca Juga:Puluhan Ribu Rumah di Garut Rusak, Tahun 2026 Hanya akan Perbaiki 90 RumahKetua DPRD Garut Soroti Ketidaktepatan DTSEN
“Mengajukan sudah sering, tapi tidak satu pun yang terealisasi. Saya tidak tahu apa alasannya, kendalanya apa,” ujarnya.
Pada tahun 2025, Desa Cihaurkuning mengajukan 250 unit rumah untuk bantuan rutilahu, mulai dari rumah terdampak bencana hingga rumah yang tidak layak huni. Meski demikian, hingga penghujung tahun tidak ada realisasi bantuan.
“Padahal dulu kami diminta mengajukan. Data lengkapnya masih saya simpan,” tambah Arie.
Arie menyebutkan bahwa kondisi serupa dialami desa lain di Kecamatan Cisompet, seperti Desa Cikondang dan Panyindangan. Kedua desa itu mengajukan permohonan masing-masing 50 unit rumah, namun hasilnya sama—tidak ada bantuan rutilahu yang turun.
“Di Kecamatan Cisompet sepertinya tidak ada satupun desa yang dapat bantuan rutilahu,” katanya.
Menurut Arie, kondisi ini sangat berbeda dengan periode kepemimpinan sebelumnya. Pada masa Bupati Rudy–Helmi, desanya selalu mendapat bantuan rutilahu setiap tahun dengan nilai bantuan yang bervariasi sesuai sumber anggaran.
“Dulu minimal Rp15 juta per unit, ada juga yang dapat Rp25 juta bahkan Rp40 juta, tergantung sumber bantuannya,” jelasnya.
Baca Juga:Jelang Libur Natal dan Tahun Baru Strategi Pengamanan Lalu Lintas DimatangkanPersigar Dibubarkan Setelah Dinyatakan Lolos Putaran Nasional Liga 4
Arie mengaku pihak desa sudah memenuhi semua persyaratan yang diminta Disperkim Garut. Karena itu ia bingung mengapa tidak ada satu pun bantuan yang disetujui.
“Semua persyaratan sudah kami penuhi. Tapi sampai akhir tahun belum juga ada bantuan rutilahu. Ini yang masyarakat pertanyakan,” ucapnya.
Arie berharap pemerintah daerah dapat menindaklanjuti usulan rutilahu yang telah lama diajukan oleh desanya. Ia meminta agar meski tidak terealisasi tahun ini, setidaknya dapat direalisasikan tahun 2026.
