BANDUNG — Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas), Agus Andrianto melakukan kunjungan ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Bandung pada Kamis (17/7). Kunjungan tersebut diwarnai dengan momen hangat kebersamaan.
Tak sekadar melakukan inspeksi, Menteri Agus memilih untuk duduk lesehan dan makan siang bersama para Warga Binaan. Ia pun sempat melakukan dialog dengan santai dan menyimak kisah-kisah mereka secara langsung.
“Saya suka duduk lesehan dengan saudara-saudara saya di sini karena saya tidak tahu siapa yang dimuliakan oleh Yang Maha Kuasa. Tidak ada kemuliaan yang diangkat dari kemewahan ini, tapi banyak kemuliaan yang diperoleh dari keyakinan,” ungkap Menteri Agus.
Baca Juga:Darurat Perundungan di Lingkungan Pendidikan: Angka Melonjak, Nyawa MelayangMenimipas Dorong Lapas Garut Jadi Sentra Ekonomi Produktif Warga Binaan
Sebelum acara makan siang bersama, Menteri Agus sempat memberikan arahan kepada para pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Imigrasi dan Pemasyarakatan se-Jawa Barat. Ia menekankan pentingnya peran strategis Kepala UPT sebagai motor penggerak perubahan di lingkungan kerjanya masing-masing.
“Kepala UPT berperan strategis sebagai pemimpin perubahan di satuan kerja masing-masing. Pemimpin harus mampu menggerakkan semua lini untuk mewujudkan pelayanan serta pembinaan kepada Warga Binaan dan masyarakat,” tegasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Menimipas juga memberikan apresiasi terhadap program pembinaan kemandirian yang tengah berjalan di Rutan Bandung. Ia melihat program tersebut sebagai langkah nyata dalam menyiapkan Warga Binaan untuk kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan yang berguna.
Turut mendampingi, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk memperkuat ikatan kemanusiaan antara petugas dan Warga Binaan. “Ini bukan sekadar simbolik, tapi menjadi aksi nyata agar kita semakin dekat dengan Warga Binaan,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang lebih humanis dan membangun jembatan komunikasi yang sehat antara aparat dan warga binaan, demi mewujudkan sistem pemasyarakatan yang berorientasi pada pembinaan dan pemulihan sosial. (*)