Radar Garut – Di balik kilau logam kekuningan dan bentuk bundarnya, koin Rp100 bergambar Rumah Gadang menyimpan lebih dari sekadar nilai nominal. Bagi sebagian orang mungkin tak lebih dari uang receh jadul, namun di mata para kolektor dan pencinta sejarah, koin ini adalah serpihan masa lalu yang layak dijaga.
Pertama kali dilempar ke peredaran oleh Bank Indonesia pada tahun 1978, koin ini hadir dengan desain yang tak biasa. Rumah Gadang—ikon arsitektur Minangkabau—menjadi wajah utama di sisi belakangnya. Sementara sisi depan menampilkan Garuda Pancasila serta tulisan “BANK INDONESIA” dan tahun cetak, layaknya stempel sah dari negara.
Lebih dari Sekadar Gambar Rumah
Pilihan desain Rumah Gadang tentu bukan tanpa makna. Ini adalah simbol identitas budaya—representasi dari filosofi, adat istiadat, dan struktur sosial masyarakat Minangkabau. Desain ini mencerminkan semangat zaman saat itu: memperkenalkan keragaman budaya Nusantara melalui uang logam yang beredar di tangan jutaan orang.
Baca Juga:Ini Makanan yang Diam-Diam Bisa Merusak Kesehatan Ginjal AndaBenarkah Makan Alpukat Setiap Hari Membantu Diet?
Dengan diameter sekitar 28,5 mm dan berbahan campuran aluminium-bronze, koin ini memiliki kesan kokoh namun elegan. Bahkan di masa kini, tampilannya tetap menarik mata—terutama bagi mereka yang mengerti nilai di balik sebuah warisan visual.
Dari Alat Bayar Menjadi Barang Koleksi
Seiring waktu berjalan, keberadaan koin ini makin langka, terutama yang masih dalam kondisi prima. Itulah yang kemudian mendorong peningkatan nilai koleksinya. Di pasar kolektor, koin ini bisa ditawarkan mulai dari Rp20.000, bahkan tembus ratusan ribu rupiah, tergantung kelengkapan, tahun terbit, dan kondisi fisiknya.
Beberapa koin langka dengan cetakan unik atau kesalahan produksi seperti misprint bisa dihargai lebih tinggi. Semakin tua, semakin tak tergores, dan semakin langka—semakin mahal pula nilainya.
Sebuah Keping Sejarah yang Tak Lekang
Koin Rp100 Rumah Gadang bukan hanya saksi bisu dari perputaran ekonomi masa lalu, tetapi juga cermin dari cara bangsa ini memperkenalkan kekayaan budayanya. Dalam dunia koleksi, benda seperti ini bukan soal berapa rupiah nilainya hari ini, melainkan tentang apa yang mampu diceritakannya kepada generasi selanjutnya.