Nilai Investasi Uang Kertas Rp75.000, Benarkah Menguntungkan?

Nilai Investasi Uang Kertas Rp75.000, Benarkah Menguntungkan
Nilai Investasi Uang Kertas Rp75.000, Benarkah Menguntungkan (AI)
0 Komentar

Radar Garut – Di dunia investasi, aset tak melulu berupa saham, properti, atau logam mulia. Ada satu instrumen tak biasa yang kini mulai dilirik: uang kertas edisi khusus. Salah satunya adalah uang Rp75.000 yang dirilis dalam rangka HUT ke-75 Republik Indonesia.

Sekilas, mungkin tampak seperti suvenir kenegaraan biasa. Tapi di balik desain indah dan nominal ganjilnya, ada potensi nilai ekonomi yang diam-diam tumbuh. Pertanyaannya: benarkah uang ini bisa jadi alat investasi yang menguntungkan?

Fakta Singkat: Uang Rp75.000, Edisi Sekali Seumur Hidup

Uang ini dirilis oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2020, dengan jumlah 75 juta lembar. Karena hanya dicetak sekali dan tidak untuk peredaran harian, maka otomatis menjadi barang koleksi langka. Bahkan sejak awal, peminatnya membludak dan kuota cepat habis.

Baca Juga:Tren Gowes 2025: Sepeda Lipat atau Gravel Bike, Mana yang Lebih Seru?5 Komunitas Olahraga di Kota Besar yang Bisa Kamu Ikuti

Alasan Mengapa Nilainya Bisa Naik

1. Edisi Terbatas = Permintaan TinggiSetiap benda yang jumlahnya dibatasi, apalagi jika tidak dicetak ulang, berpotensi mengalami kenaikan harga seiring waktu. Hal ini mirip dengan hukum dasar ekonomi: permintaan naik, pasokan tetap → harga melesat.

2. Daya Tarik KolektorPara kolektor numismatik (penggemar uang kuno dan langka) seringkali rela membayar lebih tinggi untuk edisi terbatas seperti ini. Apalagi jika kondisi uang masih mint (baru dan tak pernah dilipat) serta disertai sertifikat asli dari Bank Indonesia.

3. Nilai Sejarah dan EmosionalSebagai simbol 75 tahun kemerdekaan Indonesia, uang ini memiliki nilai sentimental dan historis tinggi. Nilai itu tak tergantikan, apalagi ketika generasi mendatang mencari memorabilia dari masa ke masa.

Harga Sekarang vs. Harga Awal

Saat pertama dirilis, satu lembar uang ini bisa didapatkan hanya dengan membayar Rp75.000 secara langsung di lokasi penukaran resmi Bank Indonesia.

Namun hari ini, di berbagai platform jual beli daring, harganya bisa melonjak antara Rp150.000 hingga lebih dari Rp500.000, tergantung kondisi fisik dan kelengkapan dokumen. Beberapa bahkan menjualnya dalam frame edisi kolektor untuk meningkatkan nilai jual.

Risiko dan Pertimbangan Sebelum “Berinvestasi”

Meski terdengar menjanjikan, tetap ada risiko yang harus diperhitungkan:

Pasar Terbatas: Tidak semua orang berminat membeli uang koleksi. Hanya segmen tertentu yang serius menilai nilai antik atau historisnya.- Tidak Cair seperti Investasi Konvensional: Uang ini tidak likuid seperti reksa dana atau emas. Butuh waktu dan pembeli yang tepat untuk menjualnya kembali dengan keuntungan.- Risiko Pemalsuan dan Replika: Pastikan keaslian sebelum membeli dari pihak ketiga. Tanpa sertifikat asli dari BI, nilainya bisa jatuh drastis.

0 Komentar