Sejauh ini vaksin yang sudah diimplementasikan yaitu sebanyak 450 dosis di daerah rawan atau daerah perbatasan tadi. Termasuk sisanya juga akan diprioritaskan di daerah rawan tersebut.
Adapun di daerah yang terisolir atau daerah yang aman dan menjadi inti dari usaha KPGS, sekarang ini belum dilakukan vaksinasi. Namun ada upaya lain untuk pencegahan yaitu dengan biosecurity. Yaitu lebih kepada pencegahan lalu lintas orang dan ternak, kemudian penyemprotan disinfektan, menjaga sanitasi dan kehidienisan, dan meningkatkan daya tahan tubuh ternak dengan pemberian vitamin.
“Selain vaksinasi, pencegahan cara lain yaitu dengan biosecurity, yaitu pencegahan lalu lintas orang dan ternak dari daerah perbatasan ke daerah aman, dan di daerahnya dilakukan penyemprotan disinfektan, higienis dan sanitasinya, peningkatan daya tahan tubuhnya pemberian vitamin supaya daya tahan tubuh semakin kuat,” terangnya.
Baca Juga:UNJANI Mendapatkan Akreditasi Perguruan Tinggi Unggul dari BAN-PTUNJANI Mendapatkan Akreditasi Perguruan Tinggi Unggul dari BAN-PT
70 Persen Populasi Ternak Harus Divaksin Supaya Aman
drh. H. Ade Hikmat Buana juga menjelaskan, idealnya untuk vaksinasi ini harus dilakukan setidaknya 70 persen dari total populasi ternak. Persentase ini dianggap cukup mewakili agar mengantisipasi penyebaran PMK.
Karena itu pihaknya akan terus berupaya agar vaksinasi ini terus didorong kepada para peternak.
Dampak PMK Sangat Luar Biasa
drh. H. Ade Hikmat Buana menjelaskan, dampak dari PMK terhadap populasi ternak dan produksi susu sangat luar biasa.
PMK tidak hanya menyebabkan berkurangnya populasi sapi akibat kematian, namun juga dapat menurunkan produksi susu akibat sapi yang sakit.
KPGS sendiri pernah mengalami badai PMK pada tahap pertama di tahun 2021 lalu. Waktu itu terjadi penurunan produksi susu dari produksi awalnya sekitar 20 ton per hari menjadi 10 ton per hari. Penurunan tersebut memang disebabkan dari berbagai faktor. Namun yang disinyalir akibat PMK penurunannya sebesar 30 persen.
Selain itu, pulihnya pun cukup lama. KPGS sendiri baru bisa bangkit beberapa tahun ke depan, yaitu sekitar tahun 2024 baru mengalami kenaikan kembali dalam produksi susu sapi.(feri)