GARUT – Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) mendistribusikan vaksin PMK (penyakit mulut dan kuku) secara cepat ketika mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah. Vaksinasi diprioritaskan di daerah rawan yaitu daerah perbatasan yang tinggi arus keluar masuk orang dan hewan ternak.
Langkah ini harus segera dilakukan untuk mengntisipasi penyebaran PMK, pasalnya KPGS selama ini bergerak di bidang usaha susu sapi perah, sehingga penting sekali mencegah kematian ternak dan sekaligus mencegah turunnya produksi susu akibat sapi yang sakit terkena PMK.
Sekretaris KPGS, drh. H. Ade Hikmat Buana menjelaskan, pihaknya sudah mendata 5 ekor sapi yang dipotong paksa karena sakit terkena PMK. Kemudian ada juga 2 ekor sapi yang mati tidak tertolong (tidak sempat dipotong). Kasus ini terjadi terutama di daerah perbatasan atau daerah rawan yang menjadi jalur arus lalu lintas ternak dan barang.
Baca Juga:UNJANI Mendapatkan Akreditasi Perguruan Tinggi Unggul dari BAN-PTUNJANI Mendapatkan Akreditasi Perguruan Tinggi Unggul dari BAN-PT
Namun demikian menurutnya di daerah inti yang menjadi jalur usaha KPGS belum ada ternak yang terjangkit PMK.
” Alhamdulillah sampai saat ini di wilayah KPGS belum ada kasus PMK hanya di daerah perbatasan atau penyangga, termasuk di daerah Cisurupan, Cigedug itu sudah banyak terjangkit,” katanya saat diwawancarai di kantor KPGS yang beralamat di jalan Raya Cikajang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, belum lama ini.
Sebagai antisipasi penularan PMK ini, KPGS sendiri melakukan dua langkah utama, yaitu vaksinasi dan juga biosecurity.
KPGS sendiri sudah mendapatkan bantuan vaksin dari Dinas Peternakan Kabupaten Garut, sebanyak kurang lebih 700 dosis.
“Alhamdulillah kami sudah dapat bantuan karena kita mengajukan ke Dinas Peternakan walaupun dari pusat sudah tidak ada bantuan dari APBN. vaksiasi PMK masih ada d tingkat kabupaten dan provinsi. Dan kami mendapatkan vaksin sebanyak tahap pertama 300 dosis, tahap kedua 400 dosis,” ujarnya.
“Dan kita sudah implementasikan terutama diprioritaskan di daerah secara dinamikanya itu banyak bersentuhan dengan pihak luar, baik lalu lintas ternak maupun lalu lintas peternakan lain orannya ke tempat kami baik itu pakan olahan, juga jadi agen penular yang luar biasa,” katanya.