Berbeda dengan konstruksi konvensional, bangunan sekolah ini dirancang lebih kuat dan lebih ramah lingkungan. Happy Hearts Indonesia menggunakan batu bata plastik daur ulang, yang tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memperkuat ketahanan bangunan terhadap bencana alam.
CEO Happy Hearts Indonesia, Sylvia Beiwinkler menegaskan bahwa pendekatan inovatif ini bertujuan untuk memberikan dampak jangka panjang.
“Kami ingin menciptakan sekolah yang lebih kuat dan berkelanjutan. Dengan menggunakan bahan ramah lingkungan, proyek ini tidak hanya membangun kembali sekolah yang lebih aman, tetapi juga menetapkan standar baru dalam pemulihan bencana di masa depan,” jelas Sylvia.
Baca Juga:Nusakambangan Berbenah, Kementerian Imipas Dorong Pelatihan Terpadu untuk Warga BinaanRutan Kelas IIB Garut Bersinergi dengan Detasemen Polisi Militer III/2, Konsisten Patroli Setiap Hari
Sekolah yang baru direnovasi ini juga berkontribusi terhadap 11 dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yang memastikan anak-anak mendapatkan lingkungan belajar yang lebih baik dan lebih aman.
Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin yang hadir dalam peresmian mengapresiasi kerja sama antara Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa dalam membangun sekolah yang lebih aman dan modern.
“Berkat kepedulian banyak pihak, anak-anak di sini bisa kembali belajar dengan aman dan nyaman. Ini bukan sekadar bangunan sekolah biasa, tetapi sekolah yang dirancang khusus untuk tahan gempa dan ramah lingkungan,” ungkap Barnas.
Ia berharap program pembangunan sekolah ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam menangani bencana dan menciptakan solusi berkelanjutan untuk pendidikan.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Semoga kolaborasi ini bisa terus berlanjut untuk membantu lebih banyak sekolah yang membutuhkan,” tambahnya.
Selain membangun infrastruktur sekolah yang tahan gempa, Yayasan Bakti Barito juga akan mengadakan program pelatihan guru melalui inisiatif Green Guardians. Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan pendidikan iklim ke dalam kurikulum, sehingga siswa lebih peduli terhadap lingkungan sejak dini.
Dalam implementasinya, Yayasan Bakti Barito akan bekerja sama dengan Star Energy Geothermal, anak usaha dari Barito Renewables, untuk menerapkan program ini di SDN 3 dan 4 Barusari.
Baca Juga:WBP Rutan Garut Bersihkan Hati dan Pikiran Melalui Kegiatan Siraman QalbuKejari Garut dan KPP Pratama Gelar Asistensi Pelaporan SPT Tahunan
Direktur Kitabisa.org, Edo Irfandi, menekankan bahwa pembangunan sekolah ini merupakan hasil dari kekuatan kolaborasi masyarakat yang terwujud dalam aksi nyata.