GARUT – Kesadaran warga Garut untuk tidak buang sampah sembarangan dan mengelola sampah, masih sangat rendah. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Garut, Jujun Juansyah Nurhakim.
Jujun mengatakan, Dinas LH Garut tentunya tidak bisa bekerja sendiri, masyarakat harusnya kolaborasi mengelola sampah.
” Ya tentu saja kalau strategi LH adalah kita tidak akan pernah lepas yang namanya kolaborasi ya, kolaborasi dengan masyarakat ya. Jadi Dinas Lingkungan Hidup tidak bisa melakukan upaya pengolahan sampah secara sendiri. Ini harus di kolaborasi dengan masyarakat. Masyarakat harus sama-sama dengan kita baik itu secara individu, desa, RT, RW, sampai kecamatan tentu saja dan bersama dengan kita LH untuk bahu-membahu bagaimana mengurangi sampah di sumbernya, artinya di desa. Dengan harapan dengan terkurangnya sampah di sumbernya atau di desa itu akan mengurangi sampah yang masuk ke TPA, akan seperti itu. Jadi sekali lagi kunci utamanya adalah kolaborasi,” Ujarnya, Rabu (15/1).
Baca Juga:Tanaman Hias yang Lagi Hits di Tahun 2025Wabah PMK Kembali Menghantui Peternak di Garut, 160-an Hewan Terjangkit
Sejauh ini kata Jujun, kapasitas TPA Pasirbajing sendiri memang masih cukup besar menampung sampah. Namun tetap saja sebaiknya sampah itu diolah dulu di lingkungan, agar yang dibuang ke TPA tidak terlalu banyak.
“Kapasitas kita sementara ini masih bisa menampung sekitar 1.100.000 kubik. Jadi kalau dihitung masih ada waktu sekitar 15 tahunan, 10-15 tahun ke depan kita masih bisa memfungsikan TPA ini. Dan untuk sampah yang masuk TPA sekarang kurang lebih sekitar 230 ton per hari,” jelasnya.
“Nah ini, jadi memang untuk TPST kita belum ada ya. Kalau TPST kan biasanya lingkupnya per kecamatannya. Yang ada sekarang adalah TPS3R yang lingkupnya adalah per desa. Nah ini permasalahannya ada sekitar 15 TPS3R yang ada di kabupaten Garut ini belum, tidak berfungsi. Kenapa tidak berfungsi? Karena kelembagaan tidak jalan. Jadi kenapa kelembagaan tidak jalan? Karena tidak ada biaya operasional. Nah makanya kami berencana perlu adanya satu sinergitas dan kolaborasi dengan desa dengan memanfaatkan anggaran dana-dana desa untuk pengelolaan sampah di desa tersebut,” Katanya.
“Ya saya harapannya masyarakat pertama adalah tugas yang utama adalah memilah sampah. Memilah sampah di sumbernya dengan bagaimana hanya memilah membedakan, memisahkan antara organik dan non organik. Kemudian yang kedua tentu saja mau mengolah sampah di bawah pengelolaan kepala desa atau RW kayak gitu. Nah harapannya tadi, jadi dengan adanya upaya pengelolaan sampah oleh warga, oleh masyarakat desa, maka sampah yang masuk TPA juga berkurang. Otomatis bahwa kebersihan juga akan semakin teralisasi di Kabupaten Garut,” katanya.