GARUT – Sebanyak 120 pelajar dan mahasiswa dari berbagai kampus dan sekolah di Kabupaten Garut mengikuti kegiatan bertajuk “Jurnalisme tanpa Radikalisme”, yang digagas oleh komunitas wartawan Garut (Kowagar) bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Garut, Jumat (6/12). Program ini bertujuan memperkuat kesadaran akan pentingnya jurnalisme bebas radikalisme dan mendorong media untuk berperan aktif dalam membangun narasi perdamaian dan toleransi.
Acara ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, termasuk seorang mantan narapidana teroris yang kini telah kembali berkomitmen kepada NKRI. Ia berbagi kisah perjalanan hidupnya dalam meninggalkan paham radikal serta memberikan wawasan tentang bagaimana ideologi ekstremisme dapat merasuki masyarakat.
Selain itu, perwakilan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Garu dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror juga hadir sebagai pemateri memberikan perspektif tentang peran penting media dalam menangkal propaganda radikal.
Baca Juga:Karutan Garut Tinjau Program Ketahanan Pangan, Fokus pada Budidaya Sayuran, Ikan Nila, dan Ayam PetelurPleno terbuka KPU Garut, Dedi-Erwan dan Syakur-Putri Unggul Sementara di 15 Kecamatan
Pihak Densus 88 AT menjelaskan tentang pola penyebaran ideologi radikal di era digital dengan menjelaskan bagaimana kelompok radikal menggunakan media sebagai alat propaganda dan pentingnya keterlibatan media dalam membangun narasi kontra-radikalisme.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta juga mendapat pengetahuan dari akademisi jurnalistik yang memberikan pandangan tentang pentingnya praktik jurnalistik profesional dalam mengedukasi masyarakat dan menangkal narasi radikalisme.
Kegiatan ini juga membuka ruang diskusi interaktif, di mana para peserta berdialog langsung dengan narasumber. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, khususnya terkait bagaimana media dapat berkontribusi dalam membendung penyebaran konten bermuatan radikal.
Aep Hendy, perwakilan jurnalis Garut menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam mencetak generasi jurnalis muda yang peka terhadap bahaya radikalisme.
“Jurnalisme memiliki tanggung jawab besar untuk menyajikan informasi yang konstruktif, adil, dan akurat. Kami berharap kegiatan ini mampu membentuk generasi muda yang kritis tetapi tetap mengedepankan nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman,” ujar Aep.
Sementara itu, Febi Pebrianto, Kepala Bidang Kewaspadaan Dini Kesbangpol Garut, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam upaya pencegahan radikalisme.
“Radikalisme adalah ancaman serius bagi keamanan dan integrasi sosial. Media memiliki peran strategis dalam menyuarakan nilai-nilai toleransi dan melawan narasi destruktif. Program ini adalah salah satu langkah penting dalam menjaga keutuhan bangsa,” ungkap Febi.